Liputan6.com, Bandung - Beberapa hari terakhir suhu panas ekstrem melanda sejumlah daerah di Jawa Barat, antara lain di Parigi, Sumber, Pelabuhan Ratu, Karawang, Indramayu, Cirebon, Bekasi, dan Cikarang. Bahkan suhunya menembus angka 34 derajat Celcius.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya, penyebab terjadinya suhu panas kini karena akan menghadapi musim penghujan. Sebelum terjadi hujan kata Toni, lingkungan sekitar dalam akan terasa panas.
Tony mengatakan, panas ini yang kemudian akan menyebabkan proses evapotranspirasi. Uap air yang naik ke atmosfer mengandung panas laten yang terserap selama proses tadi berlangsung. Yang kemudian ketika uap air bertemu dengan udara akan meningkatkan kelembapan.
Advertisement
"Kondisi ini yang menyebabkan lingkungan sekitar sebelum hujan menjadi panas dan lembap,” ujar Tony, Senin (18/11/2019).
Namun apabila terjadi hujan, kata Toni, maka lingkungan terasa segar atau dingin karena kalor sudah terpakai dalam proses evapotranspirasi sampai terjadinya hujan. Tetapi apabila gagal hujan yang bisa disebabkan berbagai faktor lanjut Toni, seperti stabilitas atmosfer, inti kondensasi, atau angin kencang, maka panas akan tertahan di lingkungan sekitar tadi.
Hal itu akan bertahan cukup lama, sampai proses berulang. Selain keberadaan awan juga, dapat menjadi penghangat alami.
"Karena sepanjang siang awan-awan tersebut menyerap gelombang pendek dari Matahari dan gelombang panjang dari pantulan permukaan bumi, sehingga awan menyimpan banyak kalor. Yang apabila tidak terjadi hujan, akan terasa panas dan lembab," jelas Toni.
Stasiun Geofisika BMKG Kelas I Bandung menyatakan kondisi cuaca sekarang ini masih dianggap normal keberadaannya. Karena hanya terdapat perubahan pola angin dalam jangka pendek 1-3 hari medatang. Setelah itu normal kembali di musim hujan.