Tangan Kreatif Emak-Emak Gorontalo Sulap Limbah Jadi 'Berkah'

Jika sebagian besar orang menganggap bahwa sampah hanya menjadi barang yang tidak berguna, di Gorontalo bisa menjadi barang bernilai yang memiliki sentuhan kearifan lokal.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 12 Feb 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 07:00 WIB
Buah tangan emak-emak asal Gorontalo (Arfandi/Liputan6.com)
Buah tangan emak-emak asal Gorontalo (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Di tengah-tengah kesibukan Nining Mantali sebagai ibu rumah tangga, siapa sangka dari tangan kreatif emak-emak asal Gorontalo ini lahir banyak kerajinan tangan berbahan dasar limbah. Uniknya, kerajinan tangan buatan Nining mengangkat kearifan lokal khas Gorontalo.

Limbah yang digunakan ibu dua anak itu berasal dari limbah plastik hingga sampah alami. Dari limbah-limbah itulah lahir kerajinan tangan berupa bunga, bros, suvernir, tas, kaligrafi, aksesoris wanita dan lainnya dengan berbagai variasi warna.

Nining memulai usaha kecil-kecilannya itu pada 2016. Mulanya, tak ada yang melirik hasil buah tangannya hingga ia terpikir untuk mengangkat kearifan lokal dalam setiap karyanya.

"Saya memulai tahun 2016 tapi masih sepi peminat, kemudian saya mencoba membuat karya yang mengangkat kearifan lokal seperti  aksesoris Bros jilbab memiliki motif karawo. Akhirnya laku dan banyak yang membeli mulai dari tetangga, teman hingga masyarakat banyak yang datang," kata Nining kepada Liputan6.com, Minggu, 10 Februari 2020.

Perlahan tapi pasti, karya tangan Nining mulai diterima dan banyak diminati masyarakat, bahkan hingga ke luar negeri. Bagaimana tidak, kerajinan tangan yang menarik itu dibanderol dengan harga terjangkau.

"Harga aksesoris dan suvenir tersebut satuannya dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp40 ribu. Kerajinan saya juga sudah dibawa bawa ke Amerika dan Chili," tutur Nining.

Dari hasil berdagang kerajinan tangan berbahan dasar limbah, emak-emak asal Gorontalo ini menambah pendapatan keluarganya sehari-hari. Padahal, mulanya niatnya hanya berasal dari rasa pedulinya terhadap lingkungan.

"Saya berangkat dari peduli dengan sampah saat ini. Alhamdulillah dengan usaha ini saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan sehari-hari dan ternyata banyak yang tidak sadar bahwa sampah itu bernilai," ujarnya.

Kini, Nining melibatkan puluhan remaja dan anak-anak untuk berkarya bersama dirinya. Anak-anak yang diajak oleh Nining adalah anak-anak yang kurang mampu.

"Saya kini sudah merekrut kurang lebih 30 orang anak yang miliki ekonomi lemah. Mereka membantu saya, selain mendapatkan ilmu keterampilan, mereka juga dapat penghasilan. Minimal mereka punya uang jajan," dia menandaskan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya