Liputan6.com, Padang - Hari belum beranjak siang, namun aktivitas warga di Kota Padang sudah mulai menggeliat. Begitu juga di Kedai Kopi Nan Yo, sebuah tempat ngopi yang hits di Kota Padang.
Berdiri sejak 1932, warung ini disebut-sebut kedai kopi tertua di seluruh penjuru Ibu Kota Sumatera Barat itu. Hadir dengan beragam minuman, pengunjungnya tak hanya kaum tua, kedai ini juga mulai digemari anak-anak muda.
Baca Juga
Saat Liputan6.com berkunjung ke kedai ini, konsep art deco begitu terasa, termasuk pada interior ruangannya. Di dalam kedai juga dipajang kalender tua dan perabotan lawas yang masih terawat.
Advertisement
Dekorasi jadul membuat suasana makin menggemaskan, hal inilah yang ternyata membuat anak-anak muda betah berlama-lama, selain irama musik klasik yang selalu diputar sayup-sayup.
Berada di Jalan Niaga 205 yang strategis, kedai ini mudah ditemukan dari berbagai penjuru kota. Soal harga tak perlu khawatir, hanya dengan Rp10 ribu, pengunjung sudah bisa merasakan kopi kekinian.
Awak Liputan6.com memesan secangkir kopi hitam dingin, ditemani camilan bakwan, kue sarikaya, lamang golek, kacang tanah goreng dan keripik singkong.
Uniknya, dari tempat duduk bisa melihat langsung proses pembuatan kopi karena sebagian ruang dapur sengaja dibuka. Cara penyeduhan kopinya juga menarik, karena diproses ala Hainam.
Bubuk kopi pada saringan panjang dimasukkan ke dalam teko aluminium bertangkai panjang. Kemudian, disiram dengan air mendidih.
Penyeduh menunggu beberapa saat agar kopi mengendap, kemudian air panas disiram kembali agar cita rasa kopi semakin kuat. Setelah itu baru dihidangkan dalam cangkir keramik mungil nan klasik.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Generasi Ketiga
Kedai Kopi Nan Yo didirikan oleh Than Tek Tjiaw. Saat ini pengelolanya sudah ada pada generasi ketiga, yakni Victor Bostani (40).
"Dulu di sini ketika kakek buyut mendirikan warung kopi, kawasan ini sangat ramai, bisa dibilang pusat kota," kata Victor.
Tempo dulu, lanjutnya, kedai kopi ini sangat ramai dikunjungi orang, tidak hanya masyarakat namun juga kebanyakan pebisnis dan orang Belanda.
Mica (26), salah seorang pengunjung kepada Liputan6.com mengatakan, Kedai Kopi Nan Yo bukan hanya untuk pada penggila kopi, tapi juga cocok bagi mereka yang rindu camilan zaman dulu. Mica yang asal Medan bahkan mengaku ketika berkunjung ke Padang selalu menyempatkan diri ke Kedai Nan Yo.
"Rasa kopinya nikmat, ditambah gaya kedai yang lawas, membuat pikiran jadi tenang," katanya.
Kedai Kopi Nan Yo mulai buka sejak pagi hingga sore hari. Mereka tidak hanya menjual kopi es yang banyak digemari, namun juga ada kopi hitam panas, kopi susu kemudian juga teh talua, minuman penambah stamina ala masyarakat Minangkabau.
Di pelataran kedai berjejer gerobak makanan, seperti sate padang, soto padang, mi ayam, lontong, bubur ayam, mi goreng hingga nasi goreng.
Viktor Bostani tidak melarang pedagang tersebut berjualan di pelataran kedainya, menurut dia itu sudah tradisi saling berbagi rezeki.
Advertisement