Berawal dari Coba-Coba, Petani Sukabumi Hasilkan Bawang Merah Kualitas Super

Benih bawang merah ditanam berasal dari Brebes, ternyata setelah ditanam di Cibeureum, Sukabumi, hasil produksinya sangat baik dan di atas rata-rata produksi bawang merah di Brebes.

diperbarui 26 Feb 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 07:00 WIB
Harga Bawang di Pasar Kramat Jati
Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sukabumi - Petani di Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengembangkan komoditas bawang merah berkualitas super. Bawang merah ini akan menghasilkan produksi di atas rata-rata daerah penghasilnya yakni Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

"Benih bawang merah yang kami tanam ini berasal dari Brebes, ternyata setelah ditanam di sini (Cibeureum) hasil produksinya sangat baik dan di atas rata-rata produksi bawang merah di Brebes," kata salah seorang petani, Sutiawan di Sukabumi, Jabar, Sabtu (22/2).

Menurutnya, awal mula dirinya menanam bawang merah ini adalah coba-coba dengan hanya menggunakan benih 10 kilogram saja. Akan tetapi, hasilnya cukup memuaskan yakni mencapai 100 kuintal.

Dengan hasil tanam yang baik tersebut, ia mencoba kembali menanam hingga beberapa kali. Puncaknya, saat menanam benih sebanyak satu ton, hasil produksinya bisa mencapai 13 sampai 15 ton, bahkan pernah mencapai 18 ton setiap hektarenya.

Kelebihan dari bawang merah yang ditanam di Kota Sukabumi ini umbinya lebih besar dibandingkan dari Brebes. Ia pun sempat mendapatkan apresiasi dari petani Brebes karena hasil panennya sangat baik dan minim yang gagal.

Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil terbaik, dirinya dan rekan-rekannya mencoba menanam tidak sepanjang tahun, tetapi diselingi padi. Selain itu, cara penanamannya pun menggunakan metode tumpang sari dengan cabai merah.

Sementara, salah seorang petani lainnya Wahyudin mengatakan awalnya dirinya fokus menanam cabai. Tetapi karena jarak waktu panennya yang lama dan tidak ada kestabilan harga akhirnya mulai beralih menanam bawang merah yang ditumpang sari dengan cabai.

Selama menanam komoditas ini hampir tidak ada kendala baik terkait tanam, hama, pengairan hingga panen.

 

Baca berita menarik lainnya di Ayobandung.

Simak Video Pilihan Berikut:

50 Hari Sudah Panen dan Hasilnya Memuaskan

"Bawang merah bisa panen hanya paling lama 50 hari dan hasilnya pun memuaskan, meskipun modal awalnya besar tapi untungnya lebih besar," tambahnya.

Di tempat yang sama, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) Dinas Ketahanan Pangan. Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Hendra Supriatna mengatakan menanam bawang merah merupakan hal yang bisa dikatakan aneh untuk Kota Sukabumi karena keterbatasan lahan dan benih.

Namun, saat melihat apa yang telah dilakukan para petani di Kecamatan Cibeureum ini yang berhasil mengembangkannya, pihaknya memberikan apresiasi, karena dibandingkan dengan hasil panen di Brebes ternyata lebih besar dan hampir 80 persen masuk dalam kualitas super.

Sebagai petugas penyuluh pertanian, dirinya menyerap berbagai informasi dari petani yang ternyata setelah mencoba tidak ada kendala dan minim keluhan. Hanya memang permasalahannya ada di lahan yang terbatas yang mempengaruhi terhadap permintaan benih.

Selama ini, benihnya didatangkan dari Brebes karena permintaannya tidak begitu banyak sehingga biaya kirimnya jauh lebih mahal. Pihaknya berharap komoditas ini bisa menjadi unggulan ke depannya apalagi potensinya cukup besar.

"Ini merupakan potensi yang besar jika terus dikembangkan, apalagi hasil panennya sangat memuaskan tinggal yang harus diperhatikan adalah ketersediaan benih agar petani tidak perlu jauh-jauh memesannya ke Brebes," katanya. (AMA/PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya