Liputan6.com, Mamuju - Kabar mengenai dua warga Sulawesi Selatan yang positif terjangkit Virus Corona Covid-19 ternyata juga membuat resah warga Sulawesi Barat. Bagaimana tidak sejak Kamis, 19 Maret 2020 malam santer beredar kabar bahwa salah seorang pasien positif itu adalah warga Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang beberapa waktu lalu dirujuk ke Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Surveilans Corona Dinas Kesehatan Sulbar Lidyawati Dahlan membantah tersebut, menurutnya kabar yang beredar itu salah, karena pasien yang dinyatakan positif Virus Corona Covid-19 itu bukanlah pasien rujukan asal Polman seperti yang beredar.
"Kabar itu salah, jadi yang positif itu bukanlah pasien asal Polman, tapi pasien dari Sulsel sendiri," kata Lidyawati saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (19/03/2020) malam.
Advertisement
Baca Juga
Lidyawati menambahkan, dirinya sudah mengonfirmasi kebenaran kabar itu kepada Surveilans yang ada di Sulsel dan menyatakan pasien yang positif Covid-19 bukan asal Sulbar, keduanya adalah pasien asal Sulsel.
"Jadi saat ini belum ada pasien yang positif Covid-19 dari Sulbar dan kita berharap semoga tetap begitu," ujar Lidyawati.
Karena itu, Lidyawati berharap agar masyarakat Sulbar tetap tenang dan tidak panik terkait informasi yang beredar. Karena sampai saat ini belum ada yang terjangkit Virus Corona Covid-19 di Sulbar.
"Saya mohan agar masyarakat tidak mudah percaya akan informasi yang belum tentu kebenarannya dan bisa meresahkan masyarakat," harap Lidyawati.
Saksikan juga video pilihan berikut:
Baru pulang dari luar daerah, Dinkes Sulbar Pantau 98 Warganya
Sementara itu, sebanyak 98 warga Sulwesi Barat telah berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) Dinas Kesehatan Sulbar. Status itu diberikan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona Covid-19 setelah mereka melakukan perjalanan dari wilayah pendemi, baik di dalam maupun luar negeri.
Kepala Dinas Kesehatan Sulbar dr Muhammad Alief Satria Lahmuddin mengatakan, 98 ODP itu didominasi oleh orang yang baru saja kembali dari negara yang terjangkit Covid-19. Ada juga ODP yang baru saja kembali dari kunjungannya di daerah transmisi lokal yang mengalami pandemi.
"Mereka (98 ODP) sudah termasuk mahasiswa kita yang sekolah di Tiongkok dan yang baru pulang dari Umrah. Ada juga yang baru kembali dari daerah yang mengalami pandemi di Indonesia, seperti Depok, Bali dan Jawa Barat," kata Alief kepada Liputan6.com, Kamis (19/03/2020).
Alief menambahkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk memantau mereka yang baru datang dari daerah pendemi. Karena menurutnya, tidak ada yang bisa menjamin, bahwa mereka sepenuhnya sehat atau bahkan bisa menjadi Cerrier atau pembawa Covid-19.
"Walaupun mereka itu sehat, tapi mereka dari daerah pendemi, sebagai langkah deteksi kita melakukan pemantauan selama 14 hari kedepan, dan alhamdulillah kalau mereka memang tidak bergejala," ujar Alief.
Sementara itu, Surveilans Dinas Kesehatan Sulbar Lidyawati Dahlan mengatakan, jika dalam proses pemantauan ditemukan gejala dalam yang kengarah ke Covid-19, maka pihaknya akan memberikan edukasi kepada meraka untuk melakukan isolasi diri.
"Kami berikan edukasi untuk isolasi rumah, tapi kalau gejalanya bertambah makan kita akan dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Lidyawati.
Adapun penyebaran ODP tiap kabupaten di Sulbar yakni, Mamasa 21 orang, Polman 24 orang, Majene 14 orang, Mamuju 1 orang, Pasangkayu 3 orang dan yang terbanyak adalah Mamuju Tengah 35 orang.
Lidyawati menambahkan, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sempat ada satu orang di Polman, namun telah dirujuk ke Rumah Sakit Andi Makkasau Pare-pare pada Selasa 17 Maret 2020 kemarin. Untuk pasien positif Covid-19 belum terdapat di Sulbar.
"Jadi untuk PDP itu pun kami masih menunggu koordinasi teman-teman di kabupaten dengan yang ada di Pare-pare. Belum ada info terkait postif atau tidak, tapi perkembangan pasien sudah mulai membaik, makannya sudah mulai teratur," jelas Lidyawati.
Advertisement