Liputan6.com, Jakarta Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini masuk dalam zona merah pandemi Corona Covid-19 setelah salah seorang warga bernama El Asamau, mengunggah video pengakuannya sebagai orang yang positif terjangkit Corona Covid-19 pertama di NTT
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr Dominggus Mere membenarkan adanya salah satu warga NTT yang positif Vovid-19.
"Pasien tersebut saat ini sedang dirawat di ruang isolasi RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang sejak tadi malam,” Kata Dominggus kepada wartawan, Jumat (20/10/2020).
Advertisement
Ia mengatakan, sesuai standar penanganan pasien terjangkit Corona Covid-19, maka pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT langsung menelusuri dengan siapa saja pasien tersebut bersosialisasi dan melakukan kontak.
“Kemarin juga sudah langsung dilakukan swab kedua dan segera dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan denga metode PCR,” katanya.
Baca Juga
Menurut Dominggus, pengambilan sampel swab terhadap pasien pertama Covid-19 di NTT itu dilakukan pada tanggal 27 Maret 2020. Sementara hasil uji sampel swabnya baru diketahui oleh pihak Dinkes NTT pada 9 Maret 2020, yang hasilnya terkonfrmasi positif.
“Bila dilihat dari waktu pengambilan swab dan hasil yang terkonfirmasi dari laboratorium, maka waktunya sangat lama sehingga diharapkan agar hasil koordinasikan kita dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan penguatan dan kewenangan agar RSUD. Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang bisa melakukan pemeriksaan swab dengan metode PCR di sini,” imbuhya.
Saat ini laboratorium milik RSUD. Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang sedang dalam proses penyelesaian pembangunan dan dengan rekomendasi Kementrian Kesehatan untuk menyediakan peralatan PCR yang ada bisa diguanakan untuk PCR pasien Covid-19.
"Pelru juga ada modifikasi peralatan dan sudah dilakukan koordiansi agara secepatnya diperbahatui semua peralatan yang ada dan dilakukan visitasi agar lebih cepat labortatorium teresebut bisa dimanfaatkan,” sebutnya.
Ia menambahan, pihak RSUD. Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang kini sudah dialokasikan menjadi penyedia reagen untuk pemeriksaan PCR. Dominggus pun menyebutkan bahwa laboratorium itu baru bisa difungsikan tergantung dukunganan pihak Kementrian Kesehatan dan peneyelesaian gedung.
“Tenaga dokter special patologi klinik dan petugas laboratorium sudah sangat siap untuk PCR, mungkin ada penguatan dan pelatihan singkat untuk persiapan manakala semua fasilitas sudah siap semua,” tutupya.