Liputan6.com, Polman - Fandi Ahmad (24) warga Desa Kurma, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sebelumnya, korban dilaporkan oleh hilang oleh pihak keluarga ke Basarnas Mamuju pada Jumat (10/04/2020) lalu, ia dikabarkan tenggelam sesaat setelah melompat ke Sungai Maloso.
Kepala Basarnas Mamuju Djunaidi mengatakan, setelah melaukan pencaran selama tiga hari tim SAR gabungan berhasil menemukan korban, namun dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Jasad korban ditemukan pada jarak 300 meter dari lokasi awal korban dikabarkan melompat dan tenggelam.
"Dengan telah ditemukannya korban pada hari ini maka operasi SAR dinyatakan selesai," kata Djunaidi saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (12/04/2020).
Advertisement
Baca Juga
Djunaidi menambahkan, saat mengevakuasi jasad korban, petugas menggunakan Alat Pelinding Diri (ADP) untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diiginkan. Apa lagi saat ini sedang mewabah Corona Covid-19, sehingga petugas diwajibkan menggunakan APD.
"Saya memang imbau tim untuk tetap menjaga kebersihan dan menjaga jarak ketika dalam melakukan operasi SAR mengingat maraknya penyebaran Covid-19 serta menggunakan APD, itu juga kami lakukan ketika melakukan pencarian," kata Djunaidi.
Selama tiga hari melakukan pencarian korban, tim gabungan cukup kesulitan meski sudah menggunakan peralatan yang memadai. Karena arus sungai cukup deras dan banyak batang pohon yang hanyut, sehingga tim pencarian di bagi menjadi tiga kelompok.
"Kemarin, kita sempat merencanakan untuk melakukan penyelaman korban tenggelam berdasarkan kondisi di lapangan, namun karena visual yang terbatas karena air keruh. Alhamdlillah korban sudah ditemukan," jelas Djunaidi.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Lompat ke sungai karena dikejar Polisi
Sebelum korban dinyatakan hilang tenggelam, ia bersama beberapa rekannya sempat dikejar aparat kepolisian lantaran kedapatan berjudi sabung ayam. Korban dan rekannya yang ketakutan nekat melompat ke dalam arus sungai Maloso untuk menghindari kejaran Polisi.
"Informasi yang kami terima di lapangan, sebelum dikabarkan jatuhnya, korban dan rekan-rekannya sempat dikejar Polisi," kata Djunaidi.
Namun nahas, korban tak kunjung muncul ke permukaan air, sementara beberapa rekannya yang ikut melompat diketahui selamat dari arus deras sungai. Meski hilang dikarenakan perbuatan melawan hukum, Basarnas tetap mencari korban.
"Kita dapat informasi demikian. Intinya Basarnas tetap melakukan pencarian sesuai SOP. Soal hukum ada aparat kepolisian,"Â dia mengungkapkan.
Kapolsek Wonomulyo AKP Wanshi membenarkan prihal seorang warga yang tenggelam di sungai. Namun, ia tidak bisa memastikan, apakah korban lompat ke sungai saat Polisi menggerebek arena sabung ayam di Desa Bonra, Kecamatan Mapilli, Polewali Mandar.
"Memang betul kemarin ada penggrebekan arena judi sabung ayam, beberapa pelaku judi sabung ayam maupun yang menonton, mencoba melarikan diri dengan cara melompat ke dalam sungai," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Polman AKBP Muhammad Rifai mengatakan, warga korban bersama temannya menghindari aparat Kepolisian saat digrebek di Desa Bonra Kecamatan Mapilli. Ia menjelaskan jika polisi tidak mengejar para pelaku judi sabung ayam.
"Bukan dikejar, tetapi pas kita gerebek mereka sudah berhamburan ada yang melompat. Jadi bukan dikejar, mereka sudah berhamburan duluan, justru diantara mereka ada yang ditolong," katanya.
Rifai mengaku, dalam penggrebekan itu pihaknya mengamankan tiga orang terduga penjudi sabung ayam. Saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Polman.
"Tiga diamankan, tetap akan dilanjutkan prosesnya, apakah terpenuhi unsur pidana penjudiannya atau tidak. Untuk yang meninggal belum diketahui apakah penjudi atau bukan, kita lagi tanyakan ke temannya," jelas Rifai.
Â
Advertisement