Liputan6.com, Palembang - Menggali tanah untuk makam jenazah, menjadi keseharian Mimin (41), warga Pulo Kerto Gandus Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel). Tidak ada rasa ketakutan atau cemas, selama menggeluti profesi sampingannya ini.
Sudah enam tahun lamanya, Mimin menjadi penggali makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gandus Hill Palembang Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
Namun dia tidak pernah membayangkan, akan menyiapkan makam jenazah pasien Corona Covid-19. Karena, menggali makam untuk jenazah yang terpapar Corona Covid-19 menjadi pengalaman pertamanya.
Mimin ingat betul ketika ditelepon untuk menyiapkan liang makam, untuk jenazah pasien Corona Covid-19 dengan kasus 37.
Tiba-tiba, Mimin merasa ketakutan yang luar biasa, karena wabah Corona Covid-19 juga menjadi ancaman kesehatan di banyak negara.
Makam tersebut diperuntukkan bagi seorang pria berusia 77 tahun yang tinggal di Kota Palembang. Pasien kasus 37 tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, pada hari Kamis (16/4/2020) sore sekitar pukul 16.00 WIB.
“Sekitar pukul 17.00 WIB saya disuruh menggali kuburan, dan terakhir diberitahu jika jenazah yang dimakamkan adalah korban Corona Covid-19,” ujarnya, Jumat (17/4/2020).
Lahan pemakaman jenasah pasien Corona Covid-19 tersebut, berada di TPU Gandus Hills Palembang. Kawasan seluas 2 hektare tersebut, merupakan hibah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
"Sempat ada rasa takut, karena baru pertama kali menggali kubur untuk korban Corona Covid-19. Ada yang berbeda, seperti seolah akan terjadi sesuatu pada saya," katanya.
Di tengah rasa cemasnya, Mimin tetap melaksanakan tugasnya dibantu oleh rekannya. Akhirnya penggalian liang kubur untuk jenasah pasien Covid-19, rampung sekitar pukul 21.00 WIB.
Suara sirine mobil ambulans akhirnya membuyarkan lamunan Mimin. Usai beristirahat setelah menggali tanah kuburan, mobil ambulans yang membawa jenasah pasien Corona Covid-19 akhirnya tiba di TPU Gandus Hills Palembang.
Mimin melihat beberapa orang mengenakan pakaian serba putih. Yaitu memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dengan kacamata, sarung tangan dan memakai face shield mask saat membawa peti jenazah ke dekat liang lahat.
Mimin dan para rekannya diperintahkan oleh petugas kepolisian dan TNI, untuk menjauh selama proses penguburan jenasah pasien Corona Covid-19.
Pemakaman Sesuai SOP
Rasa cemasnya pun semakin menjadi, ketika melihat peti mati yang dibawa petugas yang menggunakan APD. Terlebih, Mimin bergedik ngeri ketika melihat proses pemakaman korban Corona Covid-19.
"Kami hanya menggali lubang. Yang menimbun tanah makam jenazah tersebut adalah petugas yang menggunakan APD. Dijaga ketat oleh petugas kepolisian dan anggota TNI,” ucapnya.
Jenazah pasien kasus 37 tersebut, dimakamkan dengan standar operasi prosedur (SOP) korban Covid-19, oleh tim medis dari RSMH Palembang.
“Padahal yang saya baca di Instagram, jenazah ini adalah ulama besar, tapi harus dimakamkan dengan cara seperti ini," katanya.
Setelah proses pemakaman, Mimin mengaku tak bisa menghilangkan ingatan saat menggali tanah makam tersebut. Dia merasa ada risiko besar yang harus ditanggung dia dan rekan kerjanya.
"Jujur ini pengalaman yang bikin saya merinding. Tapi harus yakin Allah SWT untuk melindungi kita semua. Makanya saya akhirnya dapat menyelesaikan galian makam tersebut,” katanya.
Advertisement
Minta Kenaikan Upah
Mimin juga kaget, ketika melihat tidak ada kerumunan keluarga jenazah pasien Corona Covid-19 selama proses pemakaman. Suasana ini sangat berbeda dengan proses pemakaman biasanya.
Ada hal berbeda lainnya yang dirasakan Mimin, ketika menyiapkan liang lahat bagi jenazah pasien Corona Covid-19.
Seperti penggalian liang kubur harus lebih cepat dibandingkan makam jenazah umum lainnya. Namun dia berharap, ada upah tambahan penggali kubur jenasah pasien Covid-19.
"Kami bertiga diupah Rp500.000. Tapi untuk persiapan makam jenazah pasien Corona Covid-19, saya harapkan upahnya dinaikkan dua kali lipat,” ucapnya.
Meskipun rasa ketakutan yang parah, Mimin tidak kapok jika harus kembali menggali liang kubur bagi jenazah pasien Corona Covid-19 lainnya.
"Mau bagaimana lagi. Inilah pekerjaan saya di samping kerja bertani dan berdagang kecil-kecilan. Anak ada tiga orang dan butuh makan," ujarnya