Akibat Pasien Berbohong, 112 Tenaga Kesehatan di Bontang Ikuti Rapid Test

Sebanyak 112 tenaga kesehatan di Kota Bontang jalani rapid test usai PDP berusia delapan tahun meninggal dunia dan dinyatakan positif hasil rapid test.

oleh Abdul Jalil diperbarui 25 Apr 2020, 16:19 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 15:22 WIB
[Fimela] Virus Corona
Ilustrasi mengenakan masker untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh | unsplash.com/@anikolleshi

Liputan6.com, Bontang - Seorang bocah berusia delapan tahun meninggal dunia di RSUD Taman Husada Bontang. Pasien ini dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test.

Sebelumnya pasien itu menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB)sejak 7 April 2020 hingga kemudian dirujuk ke RSUD Taman Husada pada 23 April 2020. Perawatan rujukan dilakukan karena kondisi pasien alami perburukan yang cepat. Sehari menjalani perawatan, pasien ini meninggal dunia.

Namun, orang tua pasien diduga berbohong soal riwayat perjalanan. Sebab, saat menjalani perawatan di RSIB, orang tua pasien tak mengaku jika pernah lakukan perjalanan ke Jakarta.

Hal ini membuat pelayanan rumah sakit, baik di RSIB maupun di rumah sakit umum, berjalan seperti biasa. Perawat dan dokter tidak menggunakan pelindung diri yang memadai untuk mengantisipasi penularan Covid-19.

Wali Kota Bontang Neni Moernaeni menyebutkan, sebanyak 112 tenaga kesehatan dari dua rumah sakit itu jalani rapid test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak penularan dai interaksi dengan pasien itu secepat mungkin.

"112 nakes (tenaga kesehatan) sudah menjalani rapid test, masih menunggu hasilnya," kata Neni saat dikonfirmasi, Sabtu (25/4/2020).

Sementara sejumlah pelayanan di dua rumah sakit itu juga ditutup. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan intensif setelah kabar pasien yang sempat mereka rawat ternyata positif Covid-19 hasil rapid test.

Neni menjelaskan, PDP berusia delapan tahun yang meninggal itu punya banyak penyakit bawaan. Dia menyebut ada 11 penyakit bawaan.

"Komorbid-nya antara lain CKD stage failure, Edema paru, ARDS, Sepsis, Anemia, Trombositopenia, Hiperkalemia, Uremia, CMV congenital, Epilepsi, dan Global developmental delay," sebut Neni.

Simak juga video pilihan berikut

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya