Saat Pandemi Covid-19 Merenggut Semaraknya Festival Ramadan di Manado

Festival Ramadan juga menjadi momen untuk bertemu, atau dalam bahasa lokal disebut baku dapa.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 26 Apr 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 22:00 WIB
Festival Ramadan yang digelar di kompleks Megamall Manado, tahun 2019 silam.
Festival Ramadan yang digelar di kompleks Megamall Manado, tahun 2019 silam.

Liputan6.com, Manado - Bagi warga Manado dan sekitarnya, Festival Ramadan juga menjadi momen untuk bertemu, atau dalam bahasa lokal disebut baku dapa.

Ya, tak hanya umat Islam saja yang memeriahkan Festival Ramadan ini. Melainkan warga dari berbagai agama juga turut larut dalam event yang digelar di Kawasan Megamas Manado ini.

Sejak sore hari, atau beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa tiba, puluhan tenan yang menyediakan berbagai kuliner buka puasa sudah siap melayani pengunjung.

Bagi yang tidak berpuasa, mereka bahkan sudah lebih dulu menikmati sejumlah hidangan sambil menyaksikan berbagai acara seperti live music. Atau dialog interaktif dengan berbagai tema.

Saat waktu berbuka tiba, para pengunjung menikmati menu sesuai selera masing-masing. Puluhan jenis kuliner nusantara tersaji, mulai ala Sumatera hingga Sulawesi.

“Tapi tahun ini tidak dilaksanakan Festival Ramadan, karena Virus Corona yang menyebar,” ujar Linda Setiawati dengan suara bergetar.

Ditemui Liputan6.com di salah satu café di Manado, Sabtu (25/04/2020), Linda yang menjadi pelaksana Festival Ramadan ini mengaku sebenarnya sudah siap untuk menggelar kegiatan itu.  

“Sejak Januari itu sudah sekitar 20 tenan yang mendaftar, untuk ikut Festival Ramadan,” ujar Linda yang sudah menggelar event ini sejak tahun 2016 silam.  

Dia mengungkapkan, sebelum Virus Corona merebak, sudah lebih dari 30 tenan yang siap memeriahkan Festival Ramadan dengan berbagai sajian kuliner.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Berkah Bagi Semesta

“Tahun ini kita mengangkat tema Berkah Bagi Semesta, namun yah batal,” tandasnya.

Festival yang dibuka sejak pukul 15.00-22.00 Wita ini, setiap harinya bisa dikunjungi 1.000 hingga 1.500 orang. Dengan kunjungan ribuan warga itu, Linda mengkalkulasi setiap tenan bisa meraup keuntungan hingga Rp30 juta selama sebulan.

“Lumayan, dana itu bisa dipakai untuk mudik,” ujar Linda yang tahun ini batal mudik ke Balikpapan karena penutupan penerbangan komersil.

Festival Ramadan tak hanya menyangkut menu berbuka puasa. Namun berbagai side even juga dilaksanakan seperti diskusi dan dialog interaktif dengan berbagai topik.

“Yang sering kita bahas juga terkait toleransi, dan keberagaman. Memberikan pesan kerukunan dari Manado untuk Indonesia,” ujarnya.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, telah membatalkan sejumlah kegiatan. Menghapus semaraknya Festival Ramadan di Manado. Ajang baku dapa bahkan sudah dilarang pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

“Kita berharap wabah ini segera berlalu, sehingga semarak Ramadan bisa kembali kita nikmati,” pungkas Linda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya