Coba Lari dan Serang Petugas, Pelaku Curanmor Tewas Tertembus Timah Panas

Pihak keluarga pelaku curanmor keberatan dengan tindakan aparat kepolisian yang menembak pada bagian kepala.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 07 Mei 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 14:00 WIB
Curanmor
Pemakaman pelaku curanmor di Gorontalo yang tewas tertembak di bagian kepala. Aparat kepolisian terpaksa menembakan timah panas lantaran pelaku mencoba lari dan menyerang petugas. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - FI, terduga pelaku pencurian sepeda motor, akhirnya tewas di tangan Petugas. Pria asal Desa Sapawea, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara itu tewas setelah timah panas menembus mata sebelah kirinya.

FI tewas ditembak petugas saat dibekuk di wilayah Kelurahan Limba U II, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Tepatnya di kompleks belakang kantor PLN Gorontalo. Petugas melontarkan timah panas setelah FI berusaha kabur dan menyerang petugas.

Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono mengatakan, FI diketahui merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor yang kerap beraksi di wilayah Provinsi Gorontalo.

Saat dibekuk, petugas menanyakan keberadaan sepeda motor yang diduga dicuri FI selama ini. Saat itu FI mengaku ada 8 unit motor hasil curian yang tersebunyi di Kecamatan Gentuma, Kabupaten Gorontalo Utara.

"Berdasarkan pengakukan FI, tim resmob kemudian mengembangkan penyelidikan. FI dalam kondisi terborgol dibawa ke rumah tempat tersebut,” ujar Wahyu Tri Cahyono.

Saat tiba di rumah itu, petugas tak menemukan barang bukti. Petugas kembali bergerak ke rumah tempat persembuyian lainnya juga berdasarkan keterangan pelaku curanmor.

Sesampainya di lokasi, petugas mendapati 1 unit sepeda motor Yamaha Mio M3 yang diduga hasil curian. Petugas lalu mengamankan satu orang yang diduga rekan pelaku, beserta 1 unit sepeda motor tersebut.

"Selain di rumah itu, FI kembali mengaku ada pula tiga unit motor di salah satu rumah lainnya di Kecamatan Gentuma, Kabupaten Gorontalo Utara," kata Wahyu Tri Cahyono.

Berdasarkan pengakuan FI tersebut, petugas kembali bergerak ke rumah tersebut. Saat petugas melakukan penggeledahan di rumah yang terakhir, FI berusaha kabur.

Ia melepaskan borgol dan berusaha kabur. Bahkan ditengarai menyerang petugas. Tembakan peringatan yang dilontarkan petugas tak diindahkan. Akhirnya ditembak sebuah timah panah melesat dan mengenai bagian mata.

"Ia mencoba lari lewat jendela pintu tengah mobil dan menyerang petugas. Maka demi keamanan petugas dan masyarakat di sekitar tempat Kejadian Perkara (TKP), maka pelaku FI dilumpuhkan dengan timah panas," ujar tuturnya.

Pihak keluarga FI merasa keberatan dengan tindakan aparat kepolisian yang menembak pada bagian kepala.

Muliawati B Paduli, salah satu keluarga FI mengaku, sesaat sebelum peristiwa penembakan, dirinya sempat bertanya kepada petugas perihal permasalahan yang menimpa FI. Akan tetapi saat itu petugas hanya melontarkan pertanyaan keberadaan sepeda motor.

"Kami sempat tanya kepada mereka petugas, mereka hanya bilang dari kota, dan tanya mana motor," ujar Muliawati.

Beberapa setelah itu, Muliawati mengaku sempat mendengar tembakan beberapa kali. Itu terjadi saat FI hendak lari. Hanya saja, Muliawati mensinyalir, penembakan itu terkesan disengaja.

Muliawati mengatakan, saat itu dirinya sempat meminta untuk melihat kondisi FI. Akan tetapi dirinya tak diperkenankan mendekat di mobil petugas.

"Saya disuruh menjauh. Tidak diperkenankan untuk mendekat dan melihat keponakan saya itu," ungkap Muliawati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya