Liputan6.com, Pekanbaru - Mulai dibuka usai Lebaran Idul Fitri lalu, objek wisata Sungai Hijau di Kabupaten Kampar kembali tutup. Hal ini menyusul salah satu pengunjung yang dinyatakan positif Covid-19 usai melakukan uji seka mandiri.
Pasien inisial HW itu pernah berkunjung dua kali di lokasi tersebut, yaitu tanggal 26 dan 28 Mei 2020. Saat ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tengah melacak siapa saja yang pernah kontak dengan pasien tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Plt Kepala Dinas Pariwisata Riau Raja Yoserizal Zein menjelaskan, penutupan dilakukan setelah dirinya menghubungi dinas pariwisata setempat dan Satpol PP.
"Penutupan sementara setelah pasien positif mengaku pernah ke sana dua kali," kata Yoserizal di Pekanbaru.
Objek wisata Sungai Hijau begitu populer di Riau, khususnya Kampar, dalam beberapa tahun terakhir. Dalam sehari, ratusan pengunjung memadati lokasi ini.
Biaya murah menjadi pilihan karena masyarakat cukup membayar uang parkir kendaraan sebagai karcis masuk. Selanjutnya, pengunjung bisa bebas berendam di sungai dangkal itu.
Penelusuran Dinas Pariwisata Riau, lokasi ini sejak dibuka tidak maksimal menerapakan protokol kesehatan.
"Masih banyak masyarakat ataupun wisatawan belum pakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, termasuk menjaga jarak," sebut Yoserizal.
Yoserizal menyarankan agar objek wisata yang dikelola masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Misalnya objek wisata Danau Buatan Rumbai dan Bukit Bintang.
"Jangan tidak peduli, ikuti aturan protokol kesehatan," imbau Yoserizal.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Penelusuran Kontak Pasien
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Covid-19, Indra Yovi, mengatakan, pasien ini merupakan pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru.
Pasien ini melakukan rapid test mandiri dan hasilnya reaktif. Kemudian, pasien melakukan uji seka mandiri atau berbayar dan ternyata terkonfirmasi positif.
"Kemudian dirawat di RSUD Arifin Achmad Riau. Ini pasien positif ke 118, warga Natuna yang berkunjung ke Riau," sebut Yopi.
Menurut Yovi, pasien positif tersebut belum tentu hanya berkontak dengan keluarga inti saja. Bisa jadi yang bersangkutan sempat kontak dengan tetangga, saudara, ataupun pengunjung objek wisata tersebut.
"Semua ditelusuri, tidak hanya keluarga inti saja, semua yang kontak dengan pasien wajib dilakukan uji swab" kata Yopi.
Yovi mengatakan, pasien HW berada di Pekanbaru sejak April 2020 karena anaknya sekolah di Pekanbaru. Barulah pada akhir Mei kemarin, pasien ingin kembali ke Natuna.
"Dia lakukan rapid test untuk syarat administrasi perjalanan," sebut Yopi.
Advertisement