Liputan6.com, Palembang - Warna-warni pot bibit sayur-mayur yang segar, mewarnai belasan hunian di Jalan Cempaka Kelurahan 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Tak sedikit bibit sayur yang sudah panen, membuat kawasan ini semakin asri dan indah. Hiasan di sepanjang lorong jalan sayur ini juga, kian menyegarkan mata saat memandangnya.
Advertisement
Baca Juga
Namun siapa sangka, kawasan ini dulunya merupakan pemukiman kumuh yang penuh dengan sampah-sampah rumah tangga.
Botol plastik yang bertebaran, perabot rumah yang sudah rusak hingga sampah-sampah lainnya yang bertumpuk, sehingga menciptakan aroma tak sedap.
Bahkan di saat musim hujan, hunian warga ini kerap digenangi banjir yang membuat sampah-sampah tersebut berserakan kemana-mana.
Rudi Harsyam yang merupakan warga Jalan Cempaka Palembang, miris melihat kondisi di huniannya tersebut.
Dia akhirnya mencari akal, bagaimana menyulap pemukiman kumuh tersebut menjadi kawasan yang bersih, indah dan asri.
“Awalnya saya cari ide dengan menonton aplikasi YouTube dan melihat bagaimana proses pengembangan tanaman hidroponik. Apalagi di sini banyak barang bekas, yang bisa digunakan lagi,” ucapnya, Kamis (18/6/2020).
Saksikan Video Pilihan Ini
Barang Bekas Naik Kelas
Dia lalu mengembangkan tanaman hidroponik, dengan hanya menggunakan satu aliran pompa air. Anggota TNI Angkatan Laut (AL) di Palembang ini juga memanfaatkan botol, ban hingga gagang sapu bekas, untuk merangkai menjadi media tanaman.
Padahal sebelumnya, sampah-sampah seperti botol plastik, pot rusak hingga gelas pecah, selalu tersangkut di aliran drainase. Sehingga membuat kampung ini kerap banjir.
Barang bekas tersebut dihiasinya dengan beragam warna, yang akhirnya membuat deretan tanamannya menjadi lebih cantik.
“Dulu agak kesulitan mengajak warga untuk bercocok tanam seperti ini. Lalu mereka melihat hasilnya yang bagus. Barulah mereka tertarik menanam bibit sayur-mayur ini,” ucapnya.
Dia bersama warga di Jalan Cempaka Palembang, akhirnya bersama-sama menanam bibit sayur-mayur dan menghiasinya dengan aneka barang bekas.
Advertisement
Cabai Sampai Kangkung
Hasilnya pun cukup ampuh, untuk terus mengajak warga lainnya menciptakan suasana pemukimannya lebih asri. Tak hanya bercocok tanam, para warga juga mengembangkan budidaya ikan tambak.
“Saat ini baru di 15 rumah yang mengembangkan tanaman seperti ini. Bu Lurah 26 Ilir Palembang juga menyematkan nama Kampung Sayur di sini,” ungkapnya.
Ide awal yang dimulainya pada bulan Januari 2020 lalu, diharapkannya bisa kembali menggerakkan para warga lainnya di Kelurahan 26 Ilir Palembang untuk mengikuti jejaknya.
Meskipun hasil panen tanaman di Kampung Sayur ini belum maksimal, namun bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan para warga.
“Kita juga mendapatkan bantuan bibit sayur-mayur dari TNI Angkatan Udara (AU). Ada banyak jenis sayur-mayur yang kita tanam di sini. Mulai dari cabai, sawi, pokcay, kangkung dan lainnya,” ucapnya.
Calon Destinasi Baru
Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda pun berdecak kagum, saat mengunjungi Kampung Sayur ini, pada hari Selasa (16/6/2020) lalu.
“Kampung sayur ini luar biasa indahnya, padahal ini dulunya tempat pembuangan sampah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, warga tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Ini bentuk swasembada pangan juga,” katanya.
Dengan adanya Kampung Sayur 26 Ilir Palembang ini, Wawako Palembang berharap agar bisa menjadi motivasi warga lainnya untuk turut mengikuti kegiatan ini.
Bahkan dia juga optimistis, Kampung Sayur tersebut berpotensi menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan belajar bercocok tanam.
Advertisement