Perpustakaan dan Kenang-kenangan Manis Ajip Rosidi di Kota Bandung

Salah satu kenang-kenangan yang ditinggalkan Ajip Rosidi untuk masyarakat Kota Bandung adalah sebuah perpustakaan umum yang berada di Jalan Garut Nomor 2.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 31 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2020, 06:00 WIB
Perpustakaan Ajip Rosidi
Suasana halaman Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut No.2, Kota Bandung, Kamis (30/7/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

 

Liputan6.com, Bandung - Ajip Rosidi tutup usia. Sastrawan serba bisa itu meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu malam (29/7/2020), dalam usianya 82 tahun.

Meski telah tiada, karya-karyanya abadi. Ajib juga meninggalkan kenangan manis untuk warga Kota Bandung, yaitu sebuah perpustakaan umum yang berada di Jalan Garut Nomor 2. Perpustakaan yang dikelola oleh Yayasan Pusat Studi Sunda itu diresmikan berdiri pada 15 Agustus 2015.

Tim Liputan6.com coba mengunjungi Perpustakaan Ajip Rosidi itu, Kamis (30/7/2020). Suasana pustaka milik Ajip siang itu terlihat sepi dan sunyi.

Bangunan perpustakaan terdiri dari tiga lantai. Ruangan pustakanya sendiri berada di lantai dua.

Sebagai perpustakaan umum, tempat ini menyediakan banyak buku mengenai berbagai macam hal, seperti sejarah, politik, agama, ekonomi, hukum, lingkungan, seni rupa, dan tentunya sastra.

Tidak hanya bahasa Sunda, banyak juga buku dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda. Buku lainnya ada yang berbahasa Jawa, Bali, Lampung, Batak, Banjar dan lain-lain. 

Di samping itu, terdapat karya-karya sastra terjemahan dalam berbagai bahasa mulai dari bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, Italia, Swedia, Cekoslovakia, Turki, Cina, India, Arab, dan lain-lain.

Liputan6.com kemudian menemui Dadan Sutisna, pria yang bekerja sebagai editor di Pustaka Jaya, penerbit yang dikelola Ajip Rosidi. Dadan mengenal sosok Ajip.

"Di sini koleksi bukunya ada puluhan ribu. Campuran, ada yang sastra, filsafat, agama, ilmu sosial," ucap Dadan.

Dadan mengatakan, pengunjung ke perpustakaan ini datang dari berbagai kalangan dan usia. Buku yang ada hanya diperbolehkan dibaca di tempat.

"Dosen yang sudah tahu tempat ini pasti menyuruh mahasiswanya ke sini untuk mencari referensi," ujarnya.

Selama pandemi Covid-19, Perpustakaan Ajip Rosidi tidak ada aktivitas. Sehingga perpustakaan menjadi lebih sepi tidak seperti biasanya.

"Iya, sudah empat bulan lebih tutup," kata Dadan.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Titip Rawat Perpustakaan

Perpustakaan Ajip Rosidi
Perpustakaan Ajip Rosidi menyediakan buku dari berbagai disiplin ilmu. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sejumlah karangan bunga berjejer di halaman Perpustakaan Ajip Rosidi. Ada beberapa pejabat yang menyampaikan belasungkawa atas kepergian suami dari aktris senior Nani Wijaya itu. Mulai dari Wali Kota Bandung hingga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.

Ajip kelahiran Majalengka, 31 Januari 1938, meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar, Magelang pasca operasi akibat jatuh di rumahnya di Pabelan. Beberapa minggu terakhir, sebelum dirawat di rumah sakit dan meninggal, almarhum Ajip Rosidi masih sempat berpesan kepada Dadan.

"Dia bilang pada saya, harus ada yang meneruskan perpustakaan ini. Itu kata terakhir yang saya dengar dari akang, titip dirawat. Juga kepada seluruh orang Sunda untuk meneruskan apa yang dia kerjakan (menulis)," kata Dadan.

Selain perpustakaan di Bandung, Ajip memiliki perpustakaan pribadi di Pabelan, Magelang. "Yang di Pabelan koleksinya lebih banyak lagi," ujar Dadan.

Dadan mengaku belum tahu rencana pihak pengelola akan mengelola perpustakaan di Bandung seperti apa ke depan. Namun saat ini yang sedang berjalan adalah program digitalisasi.

"Saat ini baru 20 persennya didigitalisasi. Prosesnya memang lebih sulit tapi akan terus dikerjakan," kata Dadan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya