Pasien Tak Jujur Bikin 8 Dokter di Lampung Terpapar Covid-19

Ketidakjujuran pasien memaparkan gejala dan riwayat perjalanan membuat 8 dokter di Lampung ikut terpapar Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Lampung - Ketidakjujuran pasien memaparkan gejala dan riwayat perjalanan membuat 8 dokter di Lampung ikut terpapar Covid-19 selama pandemi ini berlangsung. Hal tersebut setidaknya diungkapkan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

"Ada delapan dokter yang kita catat terkonfirmasi Covid-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, Selasa (1/9/2020).

Reihana mengatakan, rata-rata dokter yang terpapar Covid-19 tergolong sebagai pasien tanpa gejala. "Rata-rata tanpa gejala, dan saat ini sudah banyak yang selesai menjalani isolasi, selain itu diharapkan jangan sampai bertambah," ucapnya.

[bacajuga:Baca Juga](4257450 4251212 4215215)

Menurutnya, setelah melakukan analisa mendalam penyebab penyebaran Covid-19 kepada tenaga kesehatan termasuk dokter terjadi akibat ketidakjujuran pasien.

"Kita sudah lihat dan analisa, sebenarnya alat pelindung diri yang digunakan dokter tentu sudah sesuai standar, namun ternyata bukan itu permasalahannya melainkan ketidakjujuran pasien," ujarnya.

Ia mengharapkan masyarakat jujur memberitahukan riwayat perjalanan, berkontak erat dengan siapa, serta gejala yang dirasakan.

"Diharapkan masyarakat jujur kepada dokter mengenai keadaannya, jangan ada yang ditutupi sebab dengan jujur bisa menyelamatkan banyak orang termasuk tenaga kesehatan, dalam menyelesaikan pandemi ini perlu kerjasama semua pihak salah satunya masyarakat," ucapnya.

Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Neza, salah seorang tenaga kesehatan di Provinsi Lampung.

"Sebaiknya memang masyarakat lebih peduli dengan tenaga kesehatan, dengan cara berkata jujur saat memiliki gejala ataupun riwayat perjalanan dari daerah terjangkit," ujar Neza.

Menurutnya, Covid-19 janganlah dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, sehingga penuturan jujur mengenai gejala dan riwayat perjalanan dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberi diagnosis serta perawatan secepatnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya