Solo - Balap lari liar menjadi aktivitas yang belakangan banyak digandrungi pemuda di berbagai daerah di Indonesia. Di Solo misalnya, arena balap lari liar sempat digelar di Jalan Yosodipuro, Kota Barat, sebelum akhirnya dibubarkan aparat kepolisian. Video aksi balap lari liar itu pun viral di media sosial dan mendapat beragam komentar.
Dalam balap lari liar itu beberapa orang saling beradu cepat di lintasan jarak 100 meter. Tanpa alas kaki dan tanpa garis finis yang jelas, sorak sorai para remaja menyeruak ke penjuru Kota Solo malam hari.
Advertisement
Baca Juga
Seorang pemuda asal Solo Baru, Sukoharjo, yang juga inisiator balap lari liar itu mengatakan, lomba lari punya nostalgia tersendiri yang bisa mendatangkan kenangan masa kecil. Apalagi, katanya, peserta maupun warga sangat antusias mengikuti perlombaan itu. Pemuda 19 tahun itu pun memutuskan membuat akun Instagram Info Balap Lari Solo pada Sabtu (12/9/2020). Ia kemudian mencoba mengajak peserta pertandingan balap lari liar via grup Facebook.
"Semula saya postingnya malah lewat grup pakaian Kota Solo. Lalu saya ke grup Balap Lari Indonesia. Sehari setelah membuat akun medsos, pertandingan pertama balap lari langsung digelar, tapi langsung dibubarkan," ujarnya dikutip laman Solopos, Selasa (15/9/2020).
Dirinya menceritakan, pemuda yang ingin beradu lari bisa mendaftar lewat DM (direct message) dengan menjelaskan nama, berat badan, dan tinggi badan.
"Biar seru, mereka tambahkan julukan menarik. Seperti spesifikasi tubuh juga, misal merokok berarti napas rokok," katanya.
Selain 'si napas rokok', ada juga julukan 'si gesit', 'tukang dor', dan lain sebagainya.
Pada pertandingan balap lari liar pertama itu sedianya ada tiga partai utama. Namun, tiga partai utama belum sempat berlangsung, aparat keburu membubarkannya.
Baca juga berita Solopos lainnya di sini.