Liputan6.com, Pati - Pasar Kayen dan Pasar Bulumanis, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ditutup total sementara. Sebab, di dua pasar tersebut diketahui terdapat sembilan orang pedagang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dua orang meninggal dunia.
Bupati Pati, Haryanto mengatakan, kedua pasar ditutup selama tiga hari, yakni tanggal 19-21 September 2020. Selama itu, dilakukan sterilisasi dan disemprot disinfektan untuk mengantisipasi agar persebaran virus Corona di lingkungan pasar tidak semakin meluas.
Advertisement
Baca Juga
"Pasar kami tutup sementara karena terdapat dua orang yang meninggal dunia. Mereka pedagang kecambah yang menempati los pasar," ujar Haryanto saat ditemui sejumlah awak media, Minggu (20/9/2020).
Haryanto menyebut, dua orang pedagang yang meninggal berusia diatas 60 tahun. Berasal dari Pasar Kayen yang hasil swabnya belum keluar. Adanya hal itu, pihaknya juga melakukan penelusuran kontak erat ke keluarga dan kerabat dari kedua pedagang tersebut.
"Kami telah melakukan rapid test ke pedagang yang lainnya. Sebanyak 85 orang di rapid test, 20 di antaranya reaktif," katanya
Lebih lanjut, Haryanto menyampaikan, dari 20 yang reaktif itu akan di tes swab hari Senin.
"Karena hotel Kencana penuh, mereka kami minta untuk isolasi mandiri dulu sambil menunggu perkembangan," katanya.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
20 Pedagang Reaktif
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pati yang diwakili Kepala Bidang Pasar, BJ Ishrony menyampaikan, Pasar Bulumanis juga ditutup sebagai tindak lanjut adanya dua pedagang pasar Kayen yang meninggal dunia.
Ishrony membeberkan, 120 pedagang pasar Bulumanis telah mengikuti rapid test massal di UPTD Margoyoso I. Hasilnya, 20 pedagang reaktif rapid test dan setelah di test swab terdapat sembilan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Langkah cepat Pemkab itu menindaklanjuti adanya informasi seorang pedagang yang sakit. Diduga karena terpapar Covid-19,"Â kata Ishrony.
Diketahui, pada Selasa (1/9/2020) hingga Rabu (2/9/2020) lalu pasar Bulumanis juga telah ditutup karena adanya pedagang yang reaktif usai mengikuti rapid test massal.
Advertisement