Liputan6.com, Palu - Ekspor komoditas pertanian Sulawesi Tengah pada semester pertama tahun 2020 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatannya bahkan disebut mencapai 2 kali lipat dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Kelas II palu, terdapat 5 komoditas pertanian yang tercatat mengalami peningkatan ekspor secara signifikan, yakni kakao biji sebanyak 2.000 ton, kelapa parut 1.220 ton, kelapa bulat 336 ton, minyak kelapa kategori VCO 55 ton, dan minyak kelapa CO sebanyak 15 ton.
Selain 5 komoditas itu, secara umum menurut Kepala Balai Karantina Pertanian Palu, semua komoditas Sulteng mengalami kenaikan ekspor pada periode pertama tahun 2020.
“Kenaikan ekspornya 2 kali lipat atau 200 persen dibanding periode Januari sampai Juni tahun 2019 lalu,” Kepala Balai Karantina Pertanian Kls II Palu, Ida Bagus Hary Soma Wijaya di kantornya, Rabu (30/9/2020).
Kata Hary, peningkatan ekspor itu terlihat dari terjadinya peningkatan frekuensi pengiriman, bertambahnya negara tujuan ekspor serta volumenya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan berikut ini:
Strategi Balai Karantina Pertanian Dukung GraTIEks
Hary bilang kendatipun capaian positif itu sudah diraih pada periode pertama tahun 2020, upaya peningkatan ekspor dan daya saing komoditas pertanian Sulteng tetap jadi fokus pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah, BUMN, dan instansi vertikal. Terlebih dengan telah dibentuknya Tim Terpadu Akselerasi Kinerja Ekspor Sulawesi Tengah pada 22 September 2020 lalu.
Tim itu dibuat salah satunya juga untuk mendukung program peningkatan ekspor daerah yang dicanangkan pemerintah pusat.
"Balai Karantina Pertanian Palu juga masuk dalam tim itu untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GraTIEks) dengan target sampai tahun 2024," Kata Hary.
Dengan peran dan fungsi Balai Karantina Palu, Hary optimis dan berharap target tahun 2024 untuk peningkatan ekspor pertanian itu dapat diraih mengingat potensi pertanian di Sulteng yang besar.
"Contohnya komoditas kelapa bulat. Sudah ada 5 perusahaan yang siap menampung dengan hampir mendekati 3 juta kilogram. Kami terapkan sistem pelayanan optimal: simplifikasi, transparansi, pertanggungjawaban publik untuk mendukung geliat ekspor," dia memungkasi.
Advertisement