Sempat Diguncang Klaster Pesantren Kini DBD Intai Warga Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya saat ini berada di zona kuning atau risiko rendah kategori leveling status kewaspadaan di Jawa Barat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 17 Okt 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2020, 17:00 WIB
Uu Ruzhanul Ulum
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya dengan agenda Peringatan Hari Jadi ke-19 Kota Tasikmalaya, di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (16/10/20). (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Kota Tasikmalaya saat ini berada di zona kuning atau risiko rendah kategori leveling status kewaspadaan di Jawa Barat. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta Pemda Kota Tasikmalaya untuk terus tetap menerapkan protokol kesehatan dan menyosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada warganya demi menjaga kualitas kesehatan.

Berdasarkan data periode 5-11 Oktober 2020, skor Kota Tasikmalaya dari kategori leveling status kewaspadaan sebesar 2,46. Dilihat dari skor periode tersebut, Kota Tasikmalaya hanya kalah dari Kabupaten Cianjur, Sumedang, Tasikmalaya, Pangandaran, serta skor yang sama dengan Kabupaten Subang.

“Hari ini (angka Reproduksi Efektif) Covid-19 di Jabar sudah hampir kembali di bawah satu tetapi di wilayah lain datang (ancaman) adanya bencana longsor dan banjir, termasuk di Kota Tasikmalaya yaitu DBD,” kata Uu, menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya dengan agenda Peringatan Hari Jadi ke-19 Kota Tasikmalaya, di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (16/10/2020).

Uu berharap kepada seluruh aparat agar jangan berhenti dan jangan bosan untuk tetap mengedukasi masyarakat terkait PHBS dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, Uu menyampaikan apresiasi terhadap koordinasi yang dilakukan Pemkot Tasikmalaya dengan Pemprov Jabar.

Ia menjelaskan, komunikasi juga diperkuat dengan agenda koordinasi penyelenggaraan pemerintah daerah (kopdar) bersama Gubernur Jabar, sehingga kolaborasi antara pemda provinsi dan kabupaten/kota semakin kuat.

“Kota Tasikmalaya dengan Pemprov ini sangat luar biasa. Pak Gubernur sekarang membuka komunikasi dengan seluruh bupati dan wali kota, sehingga kebersamaan dan kolaborasi antara pemkot dan pemprov ini terjalin dengan baik bahkan meningkat dari tahun ke tahun,” kata Uu.

Seperti diketahui, kasus Covid-19 sempat mengintai Kota Tasikmalaya sekitar dua pekan lalu. Sebanyak 58 santri terpapar Covid-19. Namun belakangan ke-58 santri sudah dinyatakan sembuh.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Kasus DBD Meningkat

Indonesia Bebas DBD, Kontribusi Cap Lang Kayu Putih Menjaga Keluarga Indonesia dari Penyakit Akibat Nyamuk
doc: Istimewa

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengakui adanya kasus DBD yang cukup tinggi di wilayahnya. Dalam periode Januari hingga Oktober 2020, tercatat 20 kasus kematian akibat DBD, enam pasien masih dalam perawatan, serta 1.319 yang dinyatakan sembuh.

"Kasus terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Sambongpari (Kecamatan Mangkubumi) yakni 127 kasus,” tutur Budi.

Terkait kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya per 16 Oktober 2020 pukul 08.00 WIB, terdapat 334 kasus terkonfirmasi positif, dengan rincian 50 kasus simptomatik (dengan gejala) dan 284 asimptomatik (tanpa gejala).

Dari kasus terkonfirmasi simptomatik, 25 orang dinyatakan sembuh, 13 kasus aktif, dan 12 orang meninggal dunia. Sementara dari kasus asimptomatik, 215 orang dinyatakan sembuh dan 69 kasus aktif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya