Upaya Warga Maumere Membaca Tren Global dengan Produksi Minyak Kelapa

Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki mendukung langkah KSP Kopdit Pintu Air dalam mengembangkan usaha kelapa sekaligus meminta pengelola untuk menjaga kontinuitasnya.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 30 Okt 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2020, 08:00 WIB
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meninjau lokasi Rumah Produksi Minyak Kelapa Pintu Air (Liputan6.com/Dionisius Wlibardus)
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meninjau lokasi Rumah Produksi Minyak Kelapa Pintu Air (Liputan6.com/Dionisius Wlibardus)

Liputan6.com, Sikka - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki berkunjung ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka pekan lalu, Sabtu (24/10/2020) untuk mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi koperasi dan UKM di tengah pandemi Covid-19. Salah satu agendanya adalah mengunjungi Rumah Produksi Minyak Kelapa Pintu Air milik KSP Kopdit Pintu Air di Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita.

Menkop Teten meninjau langsung proses pengolahan Minyak Kelapa Pintu Air didampingi oleh Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano dan Manajer Rumah Produksi Minyak Kelapa Pintu Air, Berno Letepung. Dirinya mengapresiasi langkah Pintu Air karena mulai merambah sektor riil, secara khusus minyak kelapa. Hal ini tak lepas dari tren global bahwa orang kembali mengonsumsi minyak kelapa.

Lebih dari itu, Menkop Teten meminta pengelola untuk memperhatikan kontinuitas usaha. Baginya keberlanjutan usaha minyak kelapa harus menjadi perhatian. Ia menekankan pentingnya peremajaan kelapa di sektor hulu.

Sementara, Manajer PCP Rotat, Berno Letepung kepada Liputan6.com, mengatakan bahwa bahan baku minyak mentah berasal dari 219 kepala keluarga petani yang ada di lima kabupaten di Flores yakni Sikka, Flores Timur, Nagekeo, Ende, dan Ngada.

Berno menjelaskan, kecenderungan masyarakat untuk kembali mengonsumsi minyak kelapa ketimbang minyak goreng berbahan baku sawit merupakan peluang yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Pak Menkop apreasiasi karena ini dianggap sebuah terobosan yang baik dalam pengembangan sektor riil untuk semua warga yang adalah pemilik kelapa,” ujar Berno.

Menurutnya, Pintu Air baru menyentuh daging kelapa. Padahal, masih banyak bagian lain dari kelapa yang bisa diolah.

"Ada lagi dalam bentuk sabut. Ada lagi dalam bentuk tempurung. Ada lagi dalam bentuk water coconout," imbuhnya.

Di sisi lain, Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengakui bahwa sinergisitas multipihak jadi syarat penting dalam pengembangan minyak kelapa ke depan. Bukan tidak mungkin, minyak kelapa bisa menjadi produk yang diperhitungkan secara nasional.

Walapun baru memulai, jelas Jano, Pintu Air berkomitmen untuk mengembangkan sektor kelapa sembari memberdayakan dan memerdekakan petani kelapa dari impitan ekonomi.

"Kalau kita sudah mampu, itu menjadi brand Pintu Air melalui kelapa. Ini akan mendunia," ujar Jano penuh yakin.

Simak juga video pilihan berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya