Liputan6.com, Yogyakarta- Jogja Festivals Forum And Expo (JFFE) 2020 kembali digelar. Perhelatan ini menjadi festivalnya festival Yogyakarta.
Di masa pandemi JFFE 2020 digelar secara hybrid atau perpaduan daring dan luring di www.JOGFESTFORUMEXPO.com dan pendopo Royal Ambarrukmo mulai 17 sampai 20 November 2020. Sebagai festivalnya festival, JFFE 2020 menjadi ajang temu pemangku kepentingan festival di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yang bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi terkait penyelenggaraan festival Yogyakarta.
JFFE diinisiasi pertama kali pada 2019 oleh Jogja Festivals. Sementara, Jogja Festivals berdiri pada 21 September 2014 dan diresmikan pada 9 Maret 2017 oleh 15 festival yang aktif berpartisipasi dalam proses kreatif di Indonesia.
Advertisement
Pelaksanaan JFFE 2020 juga menggandeng pemangku kepentingan festival di ASEAN. Alasannya, sejumlah festival Yogyakarta kerap dijadikan pusat studi banding untuk sektor ekonomi kreatif oleh pemerintah dari berbagai negara anggota ASEAN.
Baca Juga
Sederet festival yang dimaksud, antara lain, Biennale (sejak 1988) https://www.biennalejogja.org/, Festival Film Dokumenter (sejak 2002) https://ffd.or.id/, Asia Tri Jogja (sejak 2006) https://jogjaartfestival.com/, Jogja-Netpac Asian Film Festival (sejak 2006) https://jaff-filmfest.org/, ARTJOG (sejak 2008) https://artjog.co.id/ , Pesta Boneka (sejak 2008) http://pestaboneka.com/, Ngayogjazz (sejak 2009) http://www.ngayogjazz.com/, dan KUSTOMFEST (sejak 2012) https://kustomfest.com/.
Menurut Direktur Pelaksana Jogja Festivals, Dinda Intan Pramesti Putri, JFFE 2020 diselenggarakan dalam semangat penyesuaian adaptasi kebiasaan baru sekaligus berusaha menjawab tantangan situasi sosial dan ekonomi festival saat ini.
“Momentum pandemi membuat networking jadi lebih luas, kami bisa mendapat insight dari negara lain terkait kebijakan festival di negara lain dan melihat bagaimana negara lain mendukung festivalnya masing-masing,” ujar Dintan, sapaan akrabnya, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis (12/11/2020).
Ada dua program besar dalam JFFE 2020, yakni forum dan ekshibisi. Di dalam forum ada sejumlah diskusi panel dan talkshow yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan festival dari pegiat festival, pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun pemangku kepentingan dari luar negeri. Sedangkan, ekshibisi menjadi sarana presentasi, promosi dan transfer ilmu pengetahuan bagi para penikmat dan pegiat festival serta menjadi wadah pertemuan dan ajang kolaborasi lintas pemangku kepentingan festival: masyarakat, pemerintah, akademisi, dan bisnis.
“Dalam program forum juga ada focus grup discussion (FGD) dalam hal ini JFFE 2020 ingin mendorong keberadaan perda yang mengatur kebijakan festival,” ucapnya.
Ia tidak menampik keberadaan perda menjadi jalan panjang, meskipun demikian harapan perda pertama terkait festival bisa lahir dari Yogyakarta.