Tekad Sulut United Mengembalikan Kejayaan Sepak Bola di Bumi Nyiur Melambai

Sulut United merupakan klub yang berkompetisi di Liga 2 Indonesia. Klub yang sebelumnya bernama Bogor FC ini sejak tahun lalu pindah home base di Stadion Klabat Manado.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 29 Nov 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2020, 22:00 WIB
Manajemen Sulut United bersama kalangan wartawan usai diskusi terkait perkembangan sepak bola di Sulut.
Manajemen Sulut United bersama kalangan wartawan usai diskusi terkait perkembangan sepak bola di Sulut.

Liputan6.com, Manado - Manajemen Sulut United menaruh perhatian pada kondisi sepak bola di Provinsi Sulut. Daerah ini pernah berada di era keemasan prestasi sepak bola tanah air pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Selain meraih medali perunggu di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1996, 3 klub sepak bola asal Bumi Nyiur Melambai berlaga di Kompetisi Divisi Utama.

Namun kini prestasi itu hanya tinggal catatan manis, tanpa bisa diulanginya. Paling tidak dalam satu dekade terakhir ini, Sulut seolah tenggelam dari percaturan sepak bola nasional. Tiga klub yang pernah berjaya yakni Persma Manado, Persibom Bolmong, dan Permin Minahasa sudah tenggelam.

Hal lainnya adalah tidak ada lagi pemain asal Sulut yang mendapat panggilan masuk dalam Tim Nasional untuk membela merah putih. Padahal dulu Sulut punya nama-nama seperti Francis Mewengkang, Jendry Pitoy hingga Firman Utina.

“Pemain terakhir yang dipanggil masuk timnas adalah Rifky Mokodompit,” ujar Manajer Sulut United Muhammad Ridho saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Manado, Jumat (27/11/2020).    

Ridho menyebutkan, ada beberapa persoalan yang memang perlu dibenahi bersama oleh seluruh stakeholders di Sulut. Selain minimnya pemain asal Sulut yang masuk dalam tim nasional, juga tidak ada kompetisi yang berkelanjutan dan berjenjang.

“Juga tidak adanya wadah bagi pemain yang ingin berkarir sebagai pemain profesional,” ujarnya.

Dia mengatakan, menangani kondisi ini perlu kerjasama berbagai komponen. Karena yang bertanggungjawab adalah asosiasi sepak bola baik tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pelaku sepak bola, perkumpulan, sekolah sepak bola, atau akademi, orang tua serta pemain.

“Bagaimana mengembalikan romantisme masa lalu sepak bola Sulut? Ada beberapa hal yang perlu dikerjakan,” ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Agar Persepakbolaan di Sulut Kondusif

Ridho menyebutkan, sejumlah hal yang perlu dikerjakan adalah menciptakan iklim sepak bola Sulut yang kondusif, kompetisi yang berjenjang dan berkelanjutan, dan sinergitas semua pihak yang terlibat dalam sepak bola. Juga manajerial yang baik di setiap klub anggota asosiasi sepak bola serta perkumpulan, sekolah sepak bola, dan akademi sepak bola.

“Mengembalikan kejayaan sepak bola Sulut memang menjadi rencana besar kami sebagai bagian dari tanggungjawab kami di Sulut,” ujarnya.

Sulut United merupakan klub yang berkompetisi di Liga 2 Indonesia. Klub yang sebelumnya bernama Bogor FC ini sejak tahun lalu pindah home base  di Stadion Klabat Manado. Sebagai bentuk kontribusinya untuk membangun kembali sepak bola Sulut, klub ini berencana membentuk akademi sepak bola.  

“Rencana kami selanjutnya adalah pembentukan akademi dan youth football school,” ujarnya.

Akademi sepak bola kelompok umur ini, menurut Ridho, untuk menggali dan mengembangkan potensi sepak bola anak-anak di Sulut. Akademi sepak bola ini rencananya akan digulirkan mulai tahun depan.

“Tahun depan kita rencana untuk menggulirkan akademi ini,” kata Ridho.

Selain nantinya memberi pasokan pemain untuk Sulut United, akademi itu juga diharapkan bakal menjadi tempat lahirnya pemain-pemain nasional.

“Karena target Sulut United juga memberi kontribusi pemain ke tim nasional,” ujar Ridho.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya