Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang menerapkan dinas rumah atau work from home (WFH) secara bergilir terhadap hampir seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN). Kebijakan itu diterapkan mulai Selasa ini sampai dua pekan ke depan.
Langkah itu diambil di tengah kabar yang santer di tengah publik bahwa Wali Kota Malang, Sutiaji dan Sekretaris Daerah (Sekda) positif Covid-19. Apalagi ada sekitar 15 ASN yang kontak dengan Sutiaji dinyatakan reaktif setelah dua kali rapid test.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bagian Humas dan Protokoler Pemkot Malang, Nur Widianto mengatakan, keputusan WFH bergilir itu diambil setelah digelar rapat koordinasi secara daring pada Senin, 30 November pagi dan sebenarnya berlaku saat itu juga.
"Tapi karena banyak ASN yang terlanjur masuk kantor, maka kebijakan itu efektif diterapkan mulai Selasa," urai Nur Widianto di Malang.
Kegiatan apel pagi yang rutin digelar tiap Senin pagi di depan Balai Kota Malang juga sudah ditiadakan. Sedangkan WFH bergilir berarti membagi sistem kerja pegawai, 50 persen masuk kantor dan 50 persen bekerja dari rumah. Terus secara bergilir selama dua pekan ke depan.
"Jadi tak ada kantor dalam kondisi kosong, berlaku di hampir semua kantor dinas. Kecuali pelayanan publik seperti puskesmas tetap bekerja seperti biasa," ucap Nur Widianto.
Dinas kantor secara bergilir itu mengacu pada SE nomor 28 tahun 2020 tentang perubaha kedua SE nomor 20 tahun 2020 tentang Tatanan Normal Baru Produkti dan Aman Covid-19 Bagi ASN dan Pegawai BUMD Kota Malang.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Minim Data
Dinas kantor bergilir ini diputuskan setelah merebak kabar di tengah masyarakat yang menyebut Wali Kota Malang Sutiaji dan Sekda Kota Malang Wasto positif Covid-19. Namun, kabar layaknya misteri lantaran tak dibantah maupun dibenarkan oleh Pemkot Malang.
Sutiaji sudah sepekan terakhir tak dinas kantor, bekerja dari rumahnya. Hasil rapid test nonreaktif tapi dua anggota keluarganya dinyatakan reaktif. Sutiaji baru Senin ini tes usap. Sedangkan Sekda, Wasto dirawat di RS Saiful Anwar tanpa disebutkan status kesehatannya.
Selain itu, ada 15 ASN yang dua kali rapid test menunjukkan hasil reaktif. Mereka mulai staf di Balai Kota sampai petugas lapangan, semuanya kontak erat Sutiaji. Pemkot Malang masih mengkaji kemungkinan menggelar tes usap massal terhadap seluruh ASN.
"Kami koordinasikan dengan Satgas Covid-19, bagaimana kemungkinannya bila tes usap massal," ujar Nur Widianto, Kabag Humas Pemkot Malang.
Di luar itu, sejauh ini baru 4 ASN yang dinyatakan positif Covid-19. Seluruhnya ada di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata. Namun belum ada data pasti berapa banyak ASN Pemkot Malang yang positif Covid-19.
"Soal data rinci ini memang butuh perhatian lebih. Saya belum pegang data pastinya," ujar Nur Widianto.
Hal senada dikatakan juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif. Pria yang baru ditunjuk jadi Direktur RSUD Kota Malang ini juga tak bisa menyebut data pasti ASN Kota Malang yang positif Covid-19.
"Saya belum tahu, karena posisi saya sekarang di RSUD," ujar Husnul.
Â
Â
Advertisement