Liputan6.com, Baubau - Fenomena kemunculan ikan lompa (sejenis ikan sarden kecil) di sungai, mengagetkan puluhan warga di Kota Baubau, Kamis (14/1/2020). Sejak pukul 07.30 Wita, warga sudah mengamati keberadaan ribuan ekor ikan yang memasuki muara saat air laut sedang surut.
Anehnya, ikan dalam kondisi teler saat terjebak dalam aliran sungai. Dari video yang beredar, warga leluasa menangkap ikan-ikan karena tidak agresif. Sekitar pukul 08.00 Wita, ratusan warga menonton dan mulai memadati jalan di sepanjang jalur Jembatan Batu Baubau.
Dari video yang beredar, warga berlomba turun ke sungai. Berbekal keranjang dan loyang, warga sekitar langsung turun di pinggiran sungai yang hanya sedalam lutut orang dewasa saat air sedang surut. Beberapa lama kemudian, ada nelayan menggunakan perahu dan pukat ikut menjaring ikan.
Advertisement
Baca Juga
Salah seorang warga Kota Baubau, La Ode Muhammad Faisal mengatakan, kemunculan ikan ini sudah diketahui sebagian warga sejak Rabu (13/1/2020). Namun, hari pertama, belum memancing perhatian.
Dia mengaku, sudah mendapatkan seember penuh ikan lompa. Dia akan memasak dan menyantap ikan ini di rumah bersama keluarga.
"Ini baru pertama kali, dulu sekali, sudah lama. Ikan yang muncul, hanya jenis ikan teri dan banyak," ujarnya.
Warga lainnya, Al Baqra, ikut berburu ikan dengan lompa yang terjebak menggunakan keranjang. Dia mengaku, baru kali ini menangkap ikan sebanyak dua keranjang penuh.
"Alhamdulilah, untuk dipakai makan dan digoreng di kos-kosan, saya tidak takut-takut ambil tidak ada firasat apa-apa," ujarnya.
Kasat Lantas Polres Baubau, AKP Sugiri ikut membenarkan kemunculan ikan. Meskipun tak berada di lokasi, dia menyatakan ada anggotanya yang sempat mengurai kemacetan membantu pengendara roda dua dan empat yang terjebak macet di wilayah itu.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Penjelasan Ilmiah
Ilmuwan sekaligus ahli perikanan dan kelautan asal Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof La Sara ikut menanggapi keberadaan ribuan ekor ikan yang muncul tiba-tiba dan terjebak di sungai. Dia menyebut, jika berbicara habitat, tidak ada yang aneh dan cenderung alamiah.
Sebab, menurutnya, ikan sebanyak ini sudah ada di wilayah pesisir Kota Baubau sejak tahun 1970-an. Di sana, sejak dahulu sudah ada habitat ikan tembang, kepiting rajungan, dan jenis ikan kecil lainnya.
Dia menyebut, penyebabnya mereka muncul dalam jumlah banyak bisa ditinjau dari beberapa aspek. Namun, memerlukan penelitian dengan waktu yang tidak cepat.
Misalnya, karena menghindari ancaman predator, mengejar makanan berupa plankton atau keadaan salinitas atau tingkat keasinan, dan kualitas air.
"Ada parameter yang bisa diambil untuk melihat kondisi ini, yakni paramater hidro dinamika perairan dan parameter biologi, fisika dan kimia," ujar Prof La Sara, Kamis (14/1/2021).
Dia mengurai, dari parameter biologi, kemungkinan munculnya ikan karena mengejar atau mencari makanan. Bisa juga kompetisi dengan jenis ikan lain yang menjadi predator. Selain itu, juga karena soal tinggi gelombang dan arus laut.
Jika soal fisika, tingkat salinitas air dan panas air laut, bisa juga. Namun, memerlukan pengukuran mendalam.
"Sebagai tim peneliti Universitas Halu Oleo, ini keadaan basa saja. Namun, ketika kondisi ini dianggap penting dan ada instansi seperti pemerintah atau lembaga swasta maka kami siap dengan tim kebetulan lagi berada di Kota Baubau," katanya.
Terkait pemanasan global, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi. Namun, perubahan seperti adanya kondisi peralihan dari Lanina ke elnino memerlukan penelitian mendalam.
Advertisement