Cerita BBKSDA Riau Giring Gajah Kembali ke Habitat dengan Petasan

BBKSDA Riau akhirnya bisa menggiring dua gajah yang sepekan lebih masuk kebun dan mendekati permukiman di Kabupaten Pelalawan.

oleh M Syukur diperbarui 19 Jan 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 09:00 WIB
Dua gajah binaan BBKSDA Riau di Pusat Latihan Gajah Minas, Kabupaten Siak.
Dua gajah binaan BBKSDA Riau di Pusat Latihan Gajah Minas, Kabupaten Siak. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhirnya bisa mengembalikan dua gajah liar di Desa Kuala Terusan, Kabupaten Pelalawan, kembali ke habitatnya. Dua gajah itu sepekan lebih membuat masyarakat desa tersebut ketar ketir.

Menurut Kabid I BBKSDA Riau Andre Hansen Siregar, dua gajah itu sangat dekat dengan permukiman masyarakat. Satwa berbadan bongsor itu sering mengitari kebun dekat permukiman.

"Masyarakat siaga karena gajah itu juga tidur di kebun masyarakat," ucap Andre, Senin petang, 18 Januari 2021.

Andre menyebut dua gajah itu digiring petugas ke habitatnya akhir pekan lalu. Dua gajah terpantau sudah masuk ke Taman Nasional Tesso Nilo yang merupakan habitat puluhan gajah di Riau.

Sebelum pulang, BBKSDA Riau meminta masyarakat segera melapor kalau ada gajah mendekati permukiman lagi. Masyarakat diminta tak bertindak sendiri karena bisa membahayakan satwa itu.

"Bisa juga membahayakan diri sendiri karena gajah liar itu bisa menyerang manusia," kata Andre.

Andre menceritakan, penggiringan terakhir dilakukan pada Kamis dan Jumat pekan lalu. Pagi hari, tim menyisir jejak gajah di Desa Kuala Terusan, tepatnya di kebun milik warga bernama Nuri.

Di lokasi, petugas menemukan dua gajah tengah tertidur. Keduanya lalu digiring mengarah ke Sungai Nilo tapi gajah malah berputar-putar di hutan tak jauh dari perkampungan.

"Tim beristirahat setelah memblokade jalan agar gajah tak kembali mendekati perkampungan," sebut Andre.

Sore harinya, petugas berhasil mengarahkan dua gajah menuju perbatasan desa lain. Tim melakukan blokade lagi dengan cara membakar ban bekas agar gajah tak mendekati desa.

"Beberapa jam setelah usaha keras, dini hari gajah terpantau sudah masuk ke kawasan taman nasional," ucap Andre.

Andre mengatakan, pengiringan ini tak menggunakan gajah jinak karena masih bisa dilakukan secara manual. Selama pengiringan berlangsung, petugas bersama perwakilan masyarakat membuat bunyi-bunyian agar gajah menjauh.

"Menggunakan petasan, kembang api dan meriam dari pipa agar gajah menjauh," terang Andre.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya