Liputan6.com, Purbalingga - Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga mencapai 83,83 persen per 10 Januari 2021. Sesuai rencana kontrak seharusnya progress sudah 99,5 persen, sehingga deviasi progres sesuai master schedule -15,66 persen.
Ada sederet kendala kenapa progres pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman berlarut-larut. Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, kendala itu di antaranya rintangan tiang listrik, keberadaan monumen pesawat dalam pembangunan saluran runway strip sisi utara, butuh perkuatan struktur pada ujung runway TH.28 pada tebing Sungai Serayu demi menjaga stabilitas tanah, kondisi saluran area TH.10 yang membutuhkan pemeliharaan dan curah hujan yang relatif tinggi.
Advertisement
Baca Juga
“Curah hujan yang relatif tinggi menyebabkan beberapa pekerjaan terganggu, seperti pekerjaan infrastruktur, pekerjaan cut and fill, pekerjaan drainase dan pekerjaan elektrikal sisi udara,” kata Muhammad Awaluddin dalam video conference bersama Bupati Purbalingga, Menteri Perhubungan, Dirjen Perhubungan Darat dan Dirjen Perhubungan Udara, Senin (18/1/2021).
Sesuai rencana kontrak seharusnya progress sudah 99,5001 persen. Sehingga deviasi progress sesuai master schedule -15,6652 persen,” katanya.
Ia merinci untuk sisi udara, pekerjaan fisik Runway 30 x 1.600 meter telah selesai 100 persen. Demikian pula dengan pekerjaan fisik Apron dan Taxiway juga selesai 100 persen. Sementara pekerjaan fisik untuk jalan akses Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) baru 43,19 persen.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kendala Pembangunan Bandara Soedirman
“Sesuai dengan Timeline penyelesaian pekerjaan, dibutuhkan waktu hingga Maret 2021 untuk bisa selesai,” katanya.
Ia menambahkan, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penyelesaian bandara ini. Di antaranya obstacle tiang listrik, keberadaan monumen pesawat dalam pembangunan saluran runway strip sisi utara, butuh perkuatan struktur pada ujung runway TH.28 pada tebing Sungai Serayu demi menjaga stabilitas tanah, kondisi saluran area TH.10 yang membutuhkan pemeliharaan dan curah hujan yang relatif tinggi.
“Curah hujan yang relatif tinggi menyebabkan beberapa pekerjaan terganggu, seperti pekerjaan infrastruktur, pekerjaan cut and fill, pekerjaan drainase dan pekerjaan elektrikal sisi udara,” ungkapnya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM meminta Kementerian Perhubungan untuk mendorong pihak-pihak terkait agar memenuhi persyaratan operasionalisasi bandara.
“Di samping itu, mengingat fasilitas bandara yang terbangun baru fasilitas sisi udara, kami juga berharap Bapak Menteri dapat mendorong pihak Angkasa Pura II untuk dapat melengkapi fasilitas bandara sisi darat berupa terminal, tempat parkir, landmark, pintu gerbang bandara, dan fasilitas lainnya,” katanya.
Advertisement