Begini Kesibukan Idham Aziz Setelah Pensiun dari Jabatan Kapolri

Diketahui, setelah pensiun, mantan Kapolri Idham Aziz menyatakan akan pulang kampung ke Kendari dan akan berkebun.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 03 Nov 2021, 10:48 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 15:00 WIB
Pensiun dari Kapolri, Idham Aziz merevitalisasi lahan bekas tambak menjadi kebun mangrove di Kabupaten Konawe.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Pensiun dari Kapolri, Idham Aziz merevitalisasi lahan bekas tambak menjadi kebun mangrove di Kabupaten Konawe.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Mantan Kapolri Idham Aziz, memiliki aktivitas baru setelah melepas jabatannya, Januari 2021. Pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963 itu, kini sedang merevitalisasi lahan mangrove di depan rumah milik adiknya di Desa Atuwatu, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.

Idham Aziz merevitalisasi sekitar 25 hektare lahan bekas tambak ikan menjadi kebun mangrove. Sekitar tahun 1970 hingga awal 2000-an, lokasi itu sebelumnya menjadi tambak bandeng dan jenis ikan air tawar lain. Karena kondisi perairan kurang menguntungkan bagi nelayan, pemiliknya melepas dan sang adik diketahui membeli lahan itu.

Kepala Desa Atuwatu, Nur Ali mengatakan, saat ini sudah ada ribuan pohon mangrove di lahan bekas tambak itu. Benteng alam ini, menurutnya, sengaja ditanam untuk menahan abrasi pantai.

"Dahulu, lahan ini milik delapan orang nelayan. Namun, kemudian mantan Kapolri membeli lahan ini seiring tambak ditinggal pemiliknya," ujar Nur Ali.

Camat Soropia, Masnur menyatakan, sebelum pensiun ternyata Idham Aziz juga sudah menginisiasi pembangunan sebuah sekolah dasar tidak layak pakai. Dia menjelaskan, Idham Aziz memindahkan sekolah itu ke tempat lain yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi awal.

"Kalau hujan, sekolah yang lama akan masuk air karena posisinya di bawah bukit, guru dan siswa terganggu karena lumpur masuk dalam ruangan. Kadang belajar langsung berhenti kalau hujan," ujar Masnur, Rabu (3/2/2021).

Tidak hanya itu, Masnur mengungkapkan, sekolah baru yang dibuat Idham Aziz, lebih luas dan lebih lengkap fasilitasnya. Sebelumnya, luas lahan dan gedung sekolah hanya sekitar 30x30 meter. Sedangkan sekolah baru, memiliki luas 60x60 meter, disertai fasilitas lapangan olahraga.

Sekda Konawe, Ferdinand menyatakan, pemindahan sekolah dasar saat ini sedang dibahas tahapannya. Menurutnya, saat ini, pemohon sedang mengajukan persyaratan. Kemudian, akan dikaji oleh tim penilai independen yang akan mempertimbangkan aspek teknis, fungsi, dan ekonomi.

"Namun, pengamatan kami sementara masyarakat senang dengan sekolah baru, namun soal kelayakan, kami kira sudah bagus hanya mesti mengikuti prosedur peralihan lokasi sekolah," katanya.

Diketahui, setelah pensiun, mantan Kapolri Idham Aziz sebelumnya menyatakan akan pulang kampung ke Kendari dan berkebun. Pria yang juga gemar memancing dan bulutangkis itu, juga memiliki sebidang keramba ikan air asin di dekat kediamannya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Tepis Fitnah

Pensiun dari Kapolri, Idham Aziz membangun gedung sekolah dasar baru di Kabupaten Konawe.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Pensiun dari Kapolri, Idham Aziz membangun gedung sekolah dasar baru di Kabupaten Konawe.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Seminggu setelah Idham Aziz pensiun, mahasiswa berdemonstrasi di DPRD Provinsi Sultra, Selasa (2/2/2021). Mereka menuding, mantan kapolri menimbun laut dan merusak mangrove.

Ternyata, kondisi sebaliknya yang terjadi di lapangan. Tudingan ini, mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Kadis Kehutanan Sultra, Sahid menyatakan, Idham Aziz sebenarnya bukannya merusak ekosistem laut, malah memperbaiki.

Mahasiswa mungkin melihat tanah yang dibeton di sekitar lahan, tetapi tanah itu dahulu bekas pematang tambak yang saat ini dibuat jalan.

"Malah kami melihat ini sebagai revitalisasi tambak. Sebab menanam kembali tambak yang sudah kosong dengan mengrove sebagai gantinya," ujar Sahid.

Kadis Lingkungan Hidup Sultra, Ansar menyatakan, saat ini apa yang terjadi di lokasi bekas lahan tambak di Konawe seharusnya mendapat apresiasi. Karena, adanya tanaman mangrove, sebagai upaya mantan Kapolri mendukung program pemerintah menanam sejuta pohon mangrove di daerah pesisir.

"Dalam istilah kehutanan, ini namanya agro Silvofishery atau sering disebut sebagai wanamina adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya air payau dengan pengembangan mangrove pada lokasi yang sama," pungkas Ansar.

Menurutnya, ke depan lokasi mangrove di Sultra diharapkan bisa meningkatkan promosi wisata dan bernilai ekonomis. Sebab. mangrove sebagai dinding penghalang ombak juga sebagai tempat tinggal berbagai jenis ikan dan kerang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya