Liputan6.com, Gorontalo - Pandemi Covid-19 yang sudah setahun menghantam Tanah Air terus menimbulkan sejumlah masalah. Salah satunya di dunia pendidikan. Akibatnya, sekolah maupun kampus mengharuskan pembelajaran dari rumah.
Bahkan di Provinsi Gorontalo sendiri, hingga kini Pemerintah Gorontalo juga belum memberikan izin membuka sekolah untuk belajar tatap muka kembali.
Advertisement
Baca Juga
Tentu dampak tersebut sangat berpengaruh pada siswa. Akibat sekolah tak kunjung dibuka, sebagian siswa di beberapa Sekolah Menengah Atas di Gorontalo memilih menikah muda.
Hal ini diakui oleh Kepala SMK 1 Marisa Kabupaten Pohuwato Mirhan H Bumulo. Dari total dari 670 siswa yang terdaftar di sekolahnya, ada 9 orang memilih berhenti sekolah dan menikah muda.
Mirhan mengatakan, pernikahan dini itu terjadi bukan karena faktor pergaulan bebas, melainkan menurut penelusuran pihak sekolah, siswa tersebut merasa jenuh belajar di sekolah dan memilih langsung berkeluarga.
"Siswa itu mengaku mendingan mereka memilih menikah, ketimbang sekolah tapi hanya di rumah," kata Mirhan.
"Mereka hanya menyampaikan kepada kami, bahwa selama di rumah tidak ada lagi yang memberikan motivasi layaknya guru," ujarnya lagi.
Menurut data yang berhasil dihimpun, selain 9 orang di SMK 1 Marisa Pohuwato, 6 siswa lainnya yang memilih menikah muda antara lain 4 orang di SMA 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo, dan 2 orang lagi di SMK 1 Gorontalo.
"Memang ini dampak pandemi, mereka sudah jarang berinteraksi dengan guru dan dunia luar, jadi bosan sendiri dan memilih menikah," ungkap Kepala Sekolah SMK 1 Negeri Gorontalo Ruslan S Payu menambahkan.