Liputan6.com, Indramayu - Upaya untuk memberikan pelayanan kepada pengungsi korban ledakan tangki Pertamina RU VI Balongan Indramayu terus dilakukan.
Dari informasi yang didapat, api di empat tangki yang meledak dan terbakar hebat berangsur padam. Pertamina menggunakan busa atau foam untuk memadamkan api.
Proses investigasi penyebab insiden ledakan dan kebakaran hebat akan dipercepat penyelesaiannya. Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto mengatakan, percepatan investigasi sesuai dengan arahan Dewan Komisaris PT. Pertamina (Persero) pada rapat koordinasi Dewan Komisaris dan Direksi pagi hari ini.
Advertisement
Baca Juga
“Pertamina mendukung penuh proses investigasi yang dilakukan pihak berwenang. Manajemen akan memberikan sanksi tegas bila ditemukan ada unsur kelalaian dalam insiden ini,” ucap Agus melalui keterangan tertulis yang diterima, Kamis (1/4/2021).
Agus menjelaskan, sejak insiden terjadi, Pertamina telah membentuk tim investigasi internal yang bekerja sama dengan aparat penegak hukum (APH).
Tim tersebut akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi hingga tuntas.
"Pertamina membuka seluas-luasnya akses kepada APH untuk melakukan investigasi. Dewan komisaris dan Direksi tidak mentolerir jika ada kelalaian di lapangan," pungkas Agus.
Sementara itu, sejumlah pekerja muda Pertamina RU VI Balongan Indramayu mengajak anak-anak pengungsi bermain. Pekerja milenial Pertamina RU VI Balongan Indramayu tersebut mengajak anak pengungsi bermain bersama Badut Bung BEN dan Hola Hop.
Saksikan video pilihan berikut ini
Trauma Healing
Bung BEN merupakan maskot Pertamina, yang bermakna Bangkit Energi Negeri (BEN). Ekspresi senang dan bahagia terlihat terpancar dari raut wajah anak-anak pengungsi.
"Salah satu cara kami menghilangkan rasa trauma kepada warga khususnya anak-anak," kata Agus.
Dia mengatakan, selain menghilangkan trauma, anak-anak juga akan tetap dipantau di pengungsian. Anak-anak, kata dia, harus tetap ceria dan gembira meski sementara tinggal di tengah pengungsian.
Lebih dari 10 pekerja milenial Pertamina menjadi relawan dan memberikan trauma healing kepada anak-anak pengungsi. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak bergerak dan bermain agar dapat menghirup udara segar pada pagi hari.
"Ini bagian dari tanggung jawab dan rasa empati kami kepada anak-anak pengungsi," kata dia.
Aldano, salah satu pekerja milenial Pertamina mengatakan kegiatan trauma healing dilaksanakan pada pagi hari di sela-sela jam kerjanya.
"Kami turut prihatin atas insiden ini dan sebagai bentuk empati kami kepada masyarakat terdampak, semoga upaya pemadaman segera tuntas dan masyarakat dapat segera berkumpul bersama keluarga di rumah masing- masing,” ujar Aldano.
Advertisement