Liputan6.com, Indramayu Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyebutkan ada kenaikan produksi saat mengikuti Panen Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di Desa Cikedung Lor Kabupaten Indramayu.
Dody menyebutkan, kenaikan produksi padi mencapai 120 persen per hektare. Penerapan teknologi IPHA, kata dia, dapat membantu menekan cost produksi petani di Indramayu.
"IPHA sendiri adalah metode pengairan berselang (intermittent irrigation), memungkinkan lahan sawah menjalani siklus basah kering teratur. Pendekatan ini terbukti menghemat air hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibandingkan metode konvensional," kata Dody Hanggodo usai mengikuti panen IPHA kepada media, Senin (22/4/2025).
Advertisement
Ia mengatakan, metode yang diterapkan ini mampu menekan cost produksi sehingga membuat petani semakin sejahtera. Apalagi, kata dia, selain hemat air, harga jual beras ke Bulog sedang baik, kemudian harga pupuk dan benih turun.
Namun demikian, Ia mengakui metode penerapan IPHA berpeluang padi terserang hama tikus. Oleh karena itu, Kementerian PU memberikan puluhan burung hantu kepada petani sebagai upaya mengusir hama tikus.
"Air nya kurang namun tikusnya jadi naik, burung hantu bisa menjadi solusi untuk mengusir hama tikus. Jadi tolong ditembak burungnya karena tikus musuh utama dari IPHA ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, keberhasilan IPHA tidak hanya meningkatkan produktivitas padi tetapi menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki musim kemarau. Dody mengaky sudah menyiapkan bendungan yang dikelolanya.
"Harapan dengan semakin baik kondisi pertanian menggunakan IPHA maka berdampak kepada penyaluran irigasi air ke petani sesuai keperluan. Insya allah tidak ada lahan pertanian yang kekeringan meskipun musim kemarau jika metode IPHA sudah diterapkan semua," ujar Dody.
Ia berharap, metode IPHA kedepan akan diterapkan di seluruh lahan pertanian Indonesia khususnya pulau Jawa.
Minim Akses Jalan
Bupati Indramayu Lucky Hakim mengatakan sebagian besar masyarakat Kabupaten Indramayu adalah petani. Namun, kondisi infrastruktur pertanian di Kabupaten Indramayu masih butuh dukungan.
Lucky mengaku, banyak petani di Indramayu yang belum punya akses jalan layak ke desa hingga lahan pertanian. Padahal, katanya, Kabupaten Indramayu memiliki luas baku sawah 125.442 hektare.
"Sebagian besar petani sebagian lagi nelayan sisanya profesi lain," ujar Lucky.
Sementara itu, luas sawah dilindungi sebanyak 122.965 hektare, untuk lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) tercatat 84 ribu hektare. Lucky menyebutkan ada 312 gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kabupaten Indramayu dari total 7300 kelompok tani.
"Jumlah petanu sendiri ada 150 ribu orang penggarap dan bagusnya Indramayu surplus. Hasil panen kami sebagian besar dibawa ke luar Indramayu," kata Lucky.
Ia menyebutkan, pada tahun 2023 total panen sebanyak 1,6 juta ton setara 877 ribu ton beras. Kebutuhan beras untuk warga Indramayu sebanyak 240 ribu ton.
"Kalau boleh saya katakan sebenarnya kalau kita berhenti nanam banyak masih cukup untuk kita saja tapi yang bingung nanti warga Jakarta kekurangan suplai beras," ujar Lucky.
Ia berharap, keberhasilan metode IPHA tersebut tak hanya menjadi angin segar untuk petani menekan biaya produksi. Melainkan harapan kepada pemerintah pusat maupun provinsi untuk memperbaiki jalan desa yang ada di Kabupaten Indramayu.
Advertisement
