Bertemu Tokoh Lintas Agama, Ridwan Kamil: Terus Berdialog dan Waspadai Radikalisme

Ridwan Kamil mengaku pihaknya terus berupaya menjadikan Jawa Barat sebagai rumah bersama semua umat beragama, dengan mempermudah perizinan rumah ibadah.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Apr 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 07:00 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu secara daring dengan tokoh lintas agama dalam Dialog Tokoh Lintas Agama se-Jabar, di Kota Bandung, Selasa (6/4/2021) malam. (Foto: Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu secara daring dengan tokoh lintas agama dalam Dialog Tokoh Lintas Agama se-Jabar, di Kota Bandung, Selasa (6/4/2021) malam. Dalam sambutannya, Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengapresiasi forum dialog tersebut dan minta untuk rutin dilakukan.

"Pada dasarnya mereka yang tidak mau berdialog tidak bisa memahami perspektif berbeda terhadap suatu masalah," ujarnya.

"Saya titip agar rajin mendiskusikan antara mereka-mereka yang berbeda. Jangan selalu berdiskusi dengan mereka-mereka yang sama," cetus mantan Wali Kota Bandung itu.

Selain itu, Emil mengajak forum berani mendiskusikan sesuatu yang bersifat sensitif agar tidak ada kesalahpahaman.

"Harus berani mendiskusikan hal-hal yang sensitif ya jangan dipendam karena hal sensitif itulah yang akhirnya tidak masuk ke dalam pemahaman mereka yang berdialog," ujarnya.

Emil mengaku pihaknya terus berupaya menjadikan Jawa Barat sebagai rumah bersama semua umat beragama, dengan mempermudah perizinan rumah ibadah.

"Saya juga terus berupaya sebagai gubernur menjadikan Jawa Barat sebagai rumah bersama semua umat beragama. Perizinan-perizinan rumah ibadah terus kita permudah tidak boleh dipersulit," katanya.

Emil juga berjanji akan memberikan keadilan kepada semua umat beragama di Jabar, dengan menempatkan segala sesuatu sesuai dengan takarannya.

"Kami akan memberikan keadilan kepada semua umat beragama di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Keadilan itu bukan sama rata. Dalam keyakinan saya keadilan itu adalah menempatkan segala sesuatu sesuai dengan takarannya. Semua difasilitasi tapi persentasenya berbeda-beda," tuturnya.

Kalaupun ada dana-dana dari Pemda Provinsi Jawa Barat semua umat beragama dapat mengakses. Namun, jika ada satu golongan lebih tinggi, semata-mata karena proporsional dari jumlah penganut agama tersebut.

"Itulah yang kita sebut dengan definisi adil, tidak selalu sama rata tetapi memberikan sesuai dengan ukuran dan takarannya masing-masing," kata Emil.

Pada era digital ini, tak lupa Gubernur mewaspadai pengaruh negatif seperti ekstrimisme dan radikalisme yang mudah ditemukan di media sosial.

"Oleh karena itu kita harus lindungi jemaah. Kita lindungi umat kita dari kelompok-kelompok di media sosial yang menarasikan bahwa perbedaan bukan rahmat tapi perbedaan itu kebencian. Itu yang harus kita lawan, itu yang harus secara sistematis kita kuasai," katanya.

Ia pun berharap Kantor Kementerian Agama Jawa Barat dapat membimbing warga dan mengelola keberagaman serta toleransi di tanah Pasundan.

"Kita buktikan bahwa menjadi provinsi yang jumlah penduduknya terbesar tapi juga menjadi provinsi paling baik dalam mengelola keberagaman, mengelola toleransi, dan lain sebagainya," katanya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya