Liputan6.com, Bandung - Sering dianggap sebagai olah raga yang dimainkan orang dewasa, pertandingan catur kurang diminati. Namun, belakangan olah raga catur mulai dilirik anak-anak.
Karena selain memiliki banyak manfaat, catur juga dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya menyukai permainan, pecatur dari kalangan mereka yang masih terbilang sangat muda ini juga berhasil menorehkan prestasi. Salah satunya adalah Samantha Edithso.
Gadis cilik berusia 13 tahun ini menjadi bintang baru di dunia catur Indonesia. Ketika usianya menginjak 10 tahun, ia sudah meraih gelar juara dunia dalam ajang FIDE World Championship 2018 U-10 yang berlangsung di Minks, Belarusia.
Itu bukan satu-satunya prestasi yang pernah diukir Samantha. Gadis cilik kelahiran Jakarta, 17 Februari 2008 ini juga pernah meraih medali emas catur kilat dalam Kejuaraan Catur Antar-Pelajar Asia ke-13 di kota Panjin, Provinsi Liaoning, Tiongkok, pada Agustus 2017.
Samatha Edithso telah membuktikan bahwa umur hanya sebuah angka. Meski masih berusia belia, ia berani bermain di atas kelompok umurnya.
Samantha mengaku mulai mengenal catur sejak usia 6 tahun. Kala itu, ia harus memilih salah satu dari beberapa ekstrakurikuler (ekskul) yang diadakan oleh sekolah di SD Santa Ursula.
"Waktu itu ada ekskul catur pas kelas 1 dan kebetulan hari itu yang kosong antara futsal dan catur. Jadi saya pilih catur. Saya enggak tahu main catur itu seperti apa, langsung masuk saja dan ternyata mainnya bagus," kata Samantha saat ditemui di Bandung, Jumat (26/3/2021) lalu.
Â
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Kejar Mimpi Jadi Grand Master
Bakat Samantha dalam bermain catur ditemukan oleh PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada Kejuaraan Nasional 2016. Saat itu dia bermain di kategori 17 tahun, tetapi berhasil menempati peringkat kedua.
"Setelah ekskul itu saya pernah masuk klub catur di Bandung. Karena ada yang lihat potensi aku, salah satu pemilik tv swasta mengundang guru dari Jakarta IM Danny Juswanto. Jadi setiap Jumat, Sabtu, Minggu, Senin diajarin," ujarnya.
Di usianya yang masih sangat muda, Samantha masih berharap mencatatkan sejarah menjadi grand master di dunia.
"Saya ingin jadi grand master atau jadi juara dunia wanita," kata gadis cilik dengan ciri khas poni yang menutupi dahi itu.
Untuk meraih predikat GM, Samantha mengaku terus berlatih. Namun, pandemi Covid-19 telah meniadakan kegiatan turnamen atau kejuaraan catur. Ia pun berharap setelah premi berakhir dapat kembali bertanding di ajang internasional.
"Kalau ada lagi dan sudah siap ya saya ikut turnamen," ujarnya.
Sementara itu, ayah Samantha, Larry Edith tak terkejut dengan prestasi putrinya. Ia sudah mengetahui bakat anak pertamanya itu berdasarkan kecerdasannya yang berada di atas rata-rata.
"Buat saya enggak surprise karena Samantha dari kecil sudah kelihatan berpikirnya lebih cepat dibanding anak-anak seusianya. Jadi catur adalah salah satu yang mengasah itu. Saya tahu dia bisa dan cepat berkembangnya," ujar Larry.
Advertisement