Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, saat ini angka kelahiran di Jabar masih tinggi yaitu 2,5 persen. Sementara jumlah penduduk Jabar juga tertinggi di Indonesia.
"Penduduk Jabar persentase kelahirannya masih tinggi sekitar 2,5 persen, dan dalam teori perencanaan pembangunan sumber masalah itu adalah over populasi," katanya di sela pengukuhan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/4/2021).
Advertisement
Baca Juga
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, khawatir situasi tersebut berpotensi over populasi.
"Pada saat mereka dewasa akan berebut sumber daya karena hakikatnya pembangunan itu tidak bisa dihentikan, yang bisa itu dikendalikan," ujarnya.
Emil mengatakan, proporsi jumlah penduduk dengan keterbatasan sumber daya harus menjadi perhatian BKKBN Jabar.
"Jumlah manusia dengan keterbatasan sumber daya yang ada di Jabar harus memadai, maka tugas BKKBN menjadi sangat penting," katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Keluarga Harmonis
Ia pun meminta BKKBN Jabar untuk membuat kampanye keluarga harmonis melalui media sosial secara intensif supaya menjadi contoh bagi masyarakat.Â
"Diviralkan lewat medsos siapapun keluarga yang harmonis dan anaknya dua, karena masyarakat kita itu sering mengikuti apa yang dilihat khususnya di medsos," ucapnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Wahidin mengaku Jabar memiliki tantangan tersendiri karena memiliki populasi terbesar. Menurutnya, Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total yang tinggi di Jabar ini menandakan wanita dalam usia subur cenderung memiliki tiga anak.
"TFR Jabar tinggi, 2,5 persen, artinya wanita dalam usia subur itu cenderung punya anak tiga, tentu ini menjadi prioritas kita untuk pengendalian," kata Wahidin.
Salah satu strategi yang akan dilakukan BKKBN Jabar adalah mendorong pasangan usia subur menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang.
"Metode ini akan memperkecil putus pakai karena di Jabar terbesarnya menggunakan suntik dan pil," kata dia.
Advertisement