Antisipasi Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Pandeglang 

Bupati Pandeglang mengatakan lonjakan kenaikan pasien positif Covid-19 klaster wisata bisa terlihat setelah 10 hari Idul Fitri. Meski terjadi kerumunan, dia berharap terjadi kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 22 Mei 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 05:00 WIB
Bupati Pandeglang, Irna Narulita bicara soal aliran Hakekok Balakutak. (Foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Bupati Pandeglang, Irna Narulita bicara soal aliran Hakekok Balakutak. (Foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Pandeglang - Diperkirakan terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran. Jika kasus positif covid-19 melonjak karena kerumunan, Pemkab Pandeglang mengaku tak bisa berbuat banyak. Terlebih, jika kapasitas kamar di RSUD Banten sebagai rumah sakit rujukan covid-19 sudah penuh.

Namun, Pemkab Pandeglang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perawatan terhadap pasien Covid-19 di RSUD wilayahnya, meski ada keterbatasan kapasitas. Tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 pun juga sudah disiapkan oleh pemerintah.

"Sudah enggak ada lagi jawaban, kami tangani semampu, sebisa kita. RS di Pandeglang ada untuk covid dan isolasi covid ada. Setidaknya antisipasi jikalau RSUD provinsi dalam kondisi yang memang penuh, kita ada tempat di sini, itu mah pilihan akhir," kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Kamis (20/5/2021).

Irna mengatakan lonjakan kenaikan pasien positif Covid-19 klaster wisata bisa terlihat setelah 10 hari Idul Fitri. Meski terjadi kerumunan, dia berharap terjadi kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan.

Kini, Satgas Covid-19 sedang melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap warga Pandeglang, dikhawatirkan sudah ada yang terpapar virus tersebut.

"Bisa kita ketahui 7 sampai 10 hari setelah setelah lebaran, pasti ada lonjakan. Karena kemaren ada yang abai, ada yang lengah," ujarnya.

Karena terjadinya kerumunan di sejumlah lokasi wisata, Gubernur Banten, Wahidin Halim pun mengeluarkan instruksi gubernur (Ingub) yang memerintahkan seluruh destinasi wisata ditutup sejak 15-30 Mei 2021. Keputusan itu kemudian disambut demonstrasi oleh pedagang dan pengelola wisata di Pandeglang.

Irna mengatakan wilayahnya termasuk zona kuning Covid-19, sehingga lokasi wisata tidak harus ditutup seluruhnya, melainkan hanya pelanggar prokes saja yang ditutup sebagai hukumannya.

"Apabila ada pengelola wisata, home stay dan sebagainya, tidak bisa mengendalikan para wisatawan, kita tutup, supaya ada efek jera. Saya fleksibel, melihat kondisi di lapangan, masyarakat saya juga butuh makan, para pedagang sudah lama, dua tahun ini untuk mencari peruntungannya, down semuanya," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya