Hajatan Jadi Pemicu Munculnya Klaster Baru Covid-19 di Gunungkidul

Sebanyak 16 warga di Padukuhan Jeruken Gunungkidul dinyatakan positif Covid-19. Jumlah warga yang terpapar cukup banyak karena mereka baru saja membantu salah seorang warga yang menggelar hajatan.

oleh Hendro diperbarui 12 Jun 2021, 07:50 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2021, 07:00 WIB
Gugus Tugas Covid-19
Muncul dua klaster baru yaitu klaster hajatan dan klaster keluarga. Saat ini jumlah warga yang terpapar Covid-19 di wilayah Girisekar Panggang mencapai 26 orang.

Liputan6.com, Gunungkidul - Warga Gunungkidul yang terinfeksi Covid-19 mengalami lonjakan cukup drastis bahkan pada Kamis (10/6/2021), mencapai rekor tertinggi. Hal ini terlihat munculnya beberapa klaster baru di Kapanewonan Panggang, Karangmojo, dan juga Playen.

Dinas Kesehatan menyebut klaster baru yang ditemukan di Kapanewonan Panggang adalah klaster hajatan dan juga dari tamu luar daerah. Kedua klaster tersebut muncul di kalurahan yang sama yaitu Kalurahan Girisekar. Kini, upaya tracing terus dilaksanakan oleh petugas puskesmas setempat.

Lurah Girisekar, Sutarpan, ketika dikonfirmasi, membenarkan di wilayahnya muncul dua klaster baru yaitu klaster hajatan dan klaster keluarga. Saat ini, jumlah warga yang terpapar Covid-19 di wilayah Girisekar mencapai 26 orang. Puluhan orang tersebut tersebar di tiga padukuhan.

"Di padukuhan Jeruken ada 16 warga, padukuhan Warak dan Krambil 10," dia memaparkan, Jumat (11/6/2021).

Sutarpan menyebutkan, sebanyak 16 warga di Padukuhan Jeruken dinyatakan positif Covid-19. Jumlah warga yang terpapar cukup banyak karena mereka baru saja membantu salah satu warga yang menggelar hajatan.

"Ada yang menutupi gejala, awalnya ketika diperiksa salah satu klinik di Panggang dan dinyatakan positif. Lalu diperiksakan lagi ke RS Nurohmah Playen hasilnya gejala tipus, warga tersebut membantu tetangganya yang hajatan," dia menuturkan.

Usai hajatan, ternyata ada salah satu warga yang mengeluh tidak enak badan. Warga itu kemudian memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan setempat. Karena menunjukkan gejala Covid-19, maka dilakukanlah uji swab.

Dari hasil swab, warga itu dinyatakan positif Covid-19. Sehingga tracing dilakukan kepada 15 orang kontak erat, dan hasilnya secara kesulurahan positif Covid-19 termasuk warga yang menggelar hajatan.

"Tracing kontak erat dilakukan kepada sebagian warga sekitar yang terlibat dalam acara hajatan tersebut," ungkapnya.

Tracing kemudian berlanjut kepada anggota keluarga yang terpapar Covid-19, termasuk puluhan warga yang terlibat membantu di acara hajatan tersebut. Tracing dilanjutkan dengan pemeriksaan swab PCR.

Tak hanya di Jerukan, klaster pun muncul di Padukuhan Warak dan Krambil. Di Padukuhan Warak dan Krambil setidaknya ada 10 orang terpapar Covid-19. Mereka tersebar di beberapa RT di antaranyan RT 8, 9, 10, 11, 12, dan 13. Tim satgas penanganan Covid-19 kalurahan menyebutnya klaster keluarga.

Sutarpan menjelaskan, munculnya klaster keluarga tersebut bermula ketika ada tamu dari Kabupaten Sleman yang berkunjung ke wilayah itu. Selang beberapa saat kemudian ada warga yang mengeluhkan sakit dan kemudian dites swab dan dinyatakan positif.

"Tracing terus kami lakukan," paparnya.

Kini pihaknya melakukan pembatasan sosial di ketiga Padukuhan tersebut dengan melarang kegiatan sosial masyarakat. Semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan massa dalam jumlah banyak sementara tidak boleh digelar.

Langkah antisipasi dilakukan relawan kalurahan dengan meminta warga melakukan isolasi dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Isolasi wilayah dilakukan, tetapi akan lebih dahulu dimusyawarahkan bersama tokoh setempat.

Bantuan kebutuhan hidup berupa paket sembako pun langsung didistribusiakan kepada warga yang telah dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, APD berupa masker juga diberikan kepada warga setempat.

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya