Penjelasan BMKG soal Fenomena Hujan Es dan Angin Kencang di Cimahi Sore Ini

Hujan es disertai angin kencang terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat pada Kamis (1/7/2021) sore.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 01 Jul 2021, 20:44 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 20:40 WIB
Penampakan hujan es di Cianjur (Achmad Sudarno/Liputan6.com)
Penampakan hujan es. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Hujan es disertai angin kencang terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat pada Kamis (1/7/2021) sore. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena itu disebabkan perkembangan cepat awan Cumulonimbus (Cb).

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, pertumbuhan awan Cb dengan sifat supercell di sekitar Kota Bandung terpantau melalui satelit dan radar mulai pukul 14.04 WIB hingga 14.48 WIB. Awan Cb supercell tersebut terus tumbuh hingga mencapai suhu puncak awan antara -69 hingga -75 derajat Celsius.

"Oleh karena ketinggian awan Cb sudah melewati freezing level (5 km) dan ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi," kata Rahayu dalam keterangannya, Kamis (1/7/2021).

Selain itu, terpantau kekuatan updraft tinggi yang disebabkan labilitas atmosfer lokal sekitar Bandung (K index 37, lifting index -3). Maka butir air yang terkondensasi di bagian vault di atas freezing level menjadi butiran es yang cukup besar.

"Sehingga karena gaya gravitasi dan berat butiran itu sendiri akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan lebat dan hail atau butiran es, juga disertai angin kencang dan kilat atau petir," Rahayu menjelaskan.

Menurut Rahayu, fenomena hujan es disertai angin kencang merupakan fenomena yang biasa terjadi pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Karena selain masih memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, wilayah Bandung raya juga memiliki kondisi atmosfer yang tidak stabil.

"Bagi masyarakat yang sedang berada di luar gedung atau dalam perjalanan, apabila menjumpai pertumbuhan awan Cb dengan ciri wilayah sekitar gelap, disertai suara gemuruh petir, dan angin kencang, diharap agar segera menepi dan mencari gedung untuk berlindung," kata Rahayu.

Selain itu, ia meminta agar masyarakat menghindari berlindung di bawah pohon atau tempat terbuka lainnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya