Pengunjung Pasar Hewan Siyonoharjo Gunungkidul Dibatasi, Pedagang Ternak Kurban Gigit Jari

Petugas Gabungan TNI/Polri, Sat Pol PP, dan Dinas Perhubungan mulai melakukan penyekatan di semua akses jalan masuk ke Pasar Hewan Siyonoharjo.

oleh Hendro diperbarui 09 Jul 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 10:00 WIB
Suasana Pasar Hewan Gunungkidul
Dirinya mengatakan tak sedikit pedagang dan Pengunjung baik dari Gunungkidul maupun dari luar daerah harus kecewa karena di putar balik oleh petugas.

Liputan6.com, Gunungkidul - Hari Raya Idul Adha merupakan harapan bagi pedagang hewan ternak untuk mendapat berkah musiman. Namun, niat menjual hewan ternaknya, sejumlah penjual hewan di Gunungkidul harus mengubur harapannya setelah diminta putar balik petugas gabungan yang menyekat beberapa titik jalan menuju Pasar Siyonoharjo, pasar hewan terbesar di Gunungkidul.

Petugas Gabungan TNI/Polri, Sat Pol PP, dan Dinas Perhubungan mulai menyekat semua akses jalan masuk ke Pasar Hewan Siyonoharjo sejak Rabu, 7 Juli 2021. Pedagang yang hendak ke pasar tersebut harus melalui pemeriksaan petugas gabungan di titik-titik penyekatan.

"Dalam masa PPKM Darurat ini, kami melakukan upaya mencegah terjadinya kerumunan, yaitu dengan melakukan penyekatan untuk mengurangi jumlah pedagang yang masuk dalam waktu yang bersamaan, terutama yang dari luar Gunungkidul," kata Kompol Widyamustikaningrum, Wakapolres Gunungkidul, Rabu (7/7/2021) siang.

"Pasar ya seperti itu, pasti berkerumun. Apalagi ini merupakan pasar wewan terbesar di Gunungkidul, jadi kami berusaha mencegah jangan sampai terjadi peningkatan kasus Covid-19 di masa PPKM Darurat ini," kata Widya.

Melihat hal tersebut, kata Widya, pihak kepolisian tetap akan melakukan penyekatan. Karena dengan penyekatan dapat diketahui mobilitas pedagang yang masuk ke pasar tersebut. Selain itu, untuk menekan agar tidak terjadi kerumunan.

Diharapkan, dari diberlakukanya PPKM Darurat ini bisa menurunkan angka kasus Covid-19. "Jadi memang butuh kerja sama dan pengorbanan kita semua, yang salah satunya adalah dengan mengurangi mobilitas," dia menjelaskan.

Kompol Widyamustikaningrum mengimbau kepada para pedagang hewan untuk mengubah sistem dagangnya menggunakan teknologi. "Silahkan masyarakat mengubah pola pemasarannya dengan memanfaatkan iklan digital atau melalui media sosial," dia menambahkan.

Suratmono, salah seorang pedagang hewan mengaku kaget dengan penyekatan ini. Terlebih, hewan yang ia bawa dari rumah untuk dijual di pasar tersebut tidak ada yang membeli karena sepinya pengunjung. Meski demikian, ia tetap masih menunggu hingga ada yang menawar hewan ternaknya.

"Sepi, sampai siang enggak ada yang nawar sapi saya," dia berkeluh.

Dirinya mengatakan tak sedikit pedagang, baik dari Gunungkidul maupun dari luar daerah harus kecewa karena diminta putar balik oleh petugas. Bahkan, pedagang yang sudah menunggu pembeli sejak dini hari pun hanya pasrah dengan kondisi tersebut.

"Pasrah saja, kan ini aturan," dia menandaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya