Kisah AKP Evy Nuke, 2 Tahun di Negara Konflik, Pulang Jadi Kapolsek Wanita Pertama di NTB

Bukan perkara mudah menjadi seorang polisi, selain fisik harus prima, otak juga kudu berisi.

oleh Hans Bahanan diperbarui 18 Agu 2021, 02:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 02:00 WIB
Evy Nuke Maya Damayanti Febriani
Evy Nuke Maya Damayanti Febriani saat bertugas di daerah konflik Juba, Sudan Selatan. (Liputan6.com/ Hans Bahanan)

Liputan6.com, Lombok Utara - Bukan perkara mudah menjadi seorang polisi, selain fisik harus prima, otak juga kudu berisi. Tapi Evy Nuke telah membuktikannya, semua pemuda pasti bisa jadi polisi, termasuk dirinya yang perempuan.

Pemilik nama lengkap Evy Nuke Maya Damayanti Febriani itu kini bahkan telah berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP). Dirinya tercatat sebagai perwira wanita pertama yang menduduki jabatan Kapolsek Pemenang, Mapolres Lombok Utara, Nusa Tenggara Tenggara Barat (NTB).

Kepada Liputan6.com, Sang Perwira Polwan Berdaya dari NTB ini bercerita pahit manisnya mengabdi kepada negeri sebagai seorang polisi. Awalnya Evy menjajaki dunia intelijen, yang membawanya bertugas di daerah konflik Juba, Sudan Selatan, selama 2 tahun. Namun, hal itu tidak membuat wanita Lombok kelahiran tahun 1975 ini menyerah. Bahkan ia mengaku senang tinggal di Sudan.

"Mabes Polri menugaskan saya dalam misi perdamaian di luar negeri, Sudan. Di sana banyak pengalaman yang saya dapatkan. Kadang sedih, kadang senang. Lengkap pokoknya," katanya, Senin (16/82021).

Evy masih ingat saat dirinya ditunjuk berangkat ke negara konflik itu. Ia berangkat 29 November 2016. Sampai di sana ia ditugaskan sebagai patrolmen kemudian sebagai planning and budgeting officer.

Ia menuturkan, banyak kecemasan yang dialaminya saat berada di Juba terutama di kamp-kamp pengungsi. Terlebih saat itu respons warga Juba terhadap aparat Indonesia yang bertugas tidak terlalu baik, sehingga Evy dan rekannya sering mendapat ancaman.

"Saat naik pesawat ada ancaman ditembak," ucapnya mengenang masa-masa bertugas dalam misi perdamaian PBB itu.

Hampir setiap hari, katanya, tim perdamaian dari Indonesia berpatroli dengan perasaan takut. Kendati demikian, pengalaman yang diraihnya saat bertugas di negara yang berkonflik membuatnya lebih kuat. Sebab, ia bisa melewati itu semua dengan selamat dan kembali ke kampung halamannya.

"Di sana (Sudan Selatan) saya banyak belajar, banyak berinteraksi dengan rekan-rekan dari berbagai negara yang ikut misi itu. Begitu juga dengan warganya. Saya kangen dengan mereka semua," kata Evy.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Kapolsek Wanita Pertama di NTB

Sepulangnya dari Sudan yaitu pada akhir 2019, AKP Ey Nuke Maya Damayanti kembali ke Polda NTB. Pada Februari 2021 ia ditugaskan menjabat sebagai Kepala Satuan (Kasat) Binmas Polres Lombok Tengah.

Hanya tiga bulan menjabat, Ia kemudian dimutasi dan diangkat sebagai Kapolsek Pemenang, Polres Lombok Utara. Pemenang merupakan kawasan wisata tempat tiga gili tersohor yaitu Trawangan, Meno dan Air.

Lagi lagi, berkat kepiawainya di dunia Intelijen, dan juga kepiawaiannya dalam berbahasa Inggris, wanita yang lulus pendidikan Polri 1992 di Sepolwan Jakarta bisa menyelesaikan masalah yang ada di wilayah hukum polseknya dalam waktu yang cukup singkat.

"Saya Kapolsek pertama di sini wanita. Anggota saya berjumlah 32 semuanya laki-laki," ucapnya berseloroh seraya menambahkan, sangat banyak masalah yang sudah diselesaikan. Di antaranya, masalah tanah warga, pohon serta masalah sutet yang diselesaikan dalam sebulan.

"Saya dan anak buah saya benar benar kerja keras menyelesaikan berbagai permasalahan di sini," katanya menutup perbincangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya