Cuaca Ekstrem Landa Sumut, Gubernur Edy: Seluruh Elemen Siap Siaga

Semua elemen masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) diminta siap siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, hal ini perlu menjadi perhatian karena dalam beberapa hari terakhir cuaca ekstrem melanda.

oleh Reza Efendi diperbarui 13 Sep 2021, 18:20 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 18:20 WIB
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, usai Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Peralatan Bencana di Apron Charlie Lapangan Udara Soewondo Medan, Senin (13/9/2021)

Liputan6.com, Medan Semua elemen masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) diminta siap siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, hal ini perlu menjadi perhatian karena dalam beberapa hari terakhir cuaca ekstrem melanda.

Berdasarkan prediksi Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) curah hujan akan meningkat di bagian utara Indonesia pada September 2021.

Hujan maksimum September 2021 terkonsentrasi di pesisir barat Sumatera bagian utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan timur, serta Papua bagian utara. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengingatkan potensi hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Sumut.

"Seluruh elemen baik pemerintah maupun non-pemerintah harus bisa bekerja sama dan memiliki koordinasi yang kuat untuk mengantisipasi terjadi bencana, sehingga kita bisa merespons dengan cepat dan tepat," kata Edy, usai Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Peralatan Bencana di Apron Charlie Lapangan Udara Soewondo Medan, Senin (13/9/2021).

Sumut berada di urutan ke-16 dari 19 provinsi yang masuk kelompok berisiko tinggi berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2020. Bila dipersempit lagi, ada 13 kabupaten/kota yang masuk ke dalam kelas risiko tinggi yaitu Gunungsitoli, Mandailingnatal, Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Asahan, Sibolga, Labuhanbatu Utara, Padanglawas dan Labuhanbatu. Sementara 20 kabupaten/kota lainnya berisiko sedang.

"Karena itu, kita siapkan sekarang personel dan peralatan kita masing-masing. Bukan hanya di sini, saat apel, tetapi ditindaklanjuti ke chek point-chek point melihat kesiapan daerah masing-masing," terang Edy.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Menarik Berikut ini:

Sosialisasi ke Masyarakat

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi
Berdasarkan prediksi Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) di Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) curah hujan akan meningkat di bagian utara Indonesia pada September 2021

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Abdul Aris Lubis mengatakan, pada ‘Apel Kesiapsiagaan Bencana dan Gelar Peralatan Bencana’ ini diperlihatkan berbagai peralatan untuk menghadap bencana seperti dapur bergerak.

Kemudian alat-alat berat seperti ekskavator, perahu karet, pendeteksi suara, pemotong besi dan baja, alat komunikasi dan lainnya. Ada juga alat pendeteksi kedalaman dari relawan serta kendaraan-kendaraan taktis untuk bencana.

"Kita akan tindaklanjuti ke daerah-daerah dan menyosialisasikannya ke masyarakat," ujarnya.

Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin mengatakan, TNI telah mempersiapkan peralatan, personel, dan tim reaksi cepat untuk penanggulangan bencana di Sumut. Dia berharap semua pihak siap ketika terjadi bencana.

"Kami dari TNI sudah mempersiapkan personel terbaik kami, peralatan dan juga tim reaksi cepat," ucapnya.

Kerja Sama Adalah Kunci

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengingatkan potensi hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Sumut

Wakapolda Sumut, Brigjen Dadang Hartanto menambahkan, kerja sama adalah kunci dalam menanggulangi bencana, karena setiap elemen memiliki kelebihan masing-masing.

"Kerja sama yang utama. Baru kita petakan daerah rawan, sehingga stanby pada titik-titik rawan. Itu yang membuat respons kita bisa cepat bila terjadi bencana," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya