Asupan Gizi untuk Harimau di Medan Zoo Turut Terdampak Pandemi Covid-19

Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Dirut PUD) Pembangunan Pemerintah Kota Medan, Pemko Medan, Gerald Partogi Siahaan, bergerak cepat melihat kondisi harimau sumatera yang viral di media sosial Instagram.

oleh Reza Efendi diperbarui 24 Sep 2021, 23:35 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 23:35 WIB
Harimau di Medan Zoo
Harimau sumatera bernama Bintang Baringin di Medan Zoo (Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Dirut PUD) Pembangunan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Gerald Partogi Siahaan, bergerak cepat melihat kondisi harimau sumatera yang viral di media sosial Instagram.

Dalam unggahan salah satu akun di Instagram memperlihatkan seekor harimau sumatera dengan kondisi kurus sedang memakan rumput. Video tersebut kemudian viral dan memunculkan beragam komentar.

Merespons hal itu, Gerald beserta jajaran melihat langsung kondisi harimau, Jumat (24/9/2021). Kepada wartawan, Gerald mempersilahkan Dokter Hewan Medan Zoo, Drh Yona Dumaica, menjelaskan kondisi terkini harimau yang sempat viral.

Dikatakan Yona, satwa jenis kucing-kucingan, salah satunya harimau, prilaku makan rumput sebenarnya memang lazim. Bagi harimau, memakan rumput biasanya untuk membantu pencernaan. Ada istilah hair ball atau bola bulu, kondisi saat harimau menjilat tubuh dan bulunya ikut tertelan lalu kumpul dipencernaannya.

"Nah, biasanya harimau berusaha membuangnya dengan cara memakan rumput agar bisa memuntahkan kembali bulu-bulu tadi, seperti itu," jelasnya.

Diakui Yona, harimau sumatera yang viral dan beredar di media sosial, kondisinya memang beberapa bulan lalu sempat sakit. Saat ini dalam kondisi pengobatan dan dalam perawatan pengelola Medan Zoo.

"Kondisinya sudah sembuh, tapi memang butuh waktu pemulihan kesehatan, pemulihan untuk mengembalikan bobot badan," ujarnya.

Harimau tersebut bernama Bintang Baringin, berjenis kelamin jantan dan berusia 10 tahun. Sakit yang dialami harimau adalah infeksi pencernaan diakibatkan virus salmonella. Untuk saat ini infeksi sudah tidak terlihat, hanya saja butuh nutrisi dan pola makan.

"Karena sakitnya itu, berat badannya jadi berkurang. Karena ada penurunan nafsu makan juga, kan," ungkap Yona.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dampak Pandemi Covid-19

Harimau di Medan Zoo
Harimau sumatera bernama Bintang Baringin, jenis kelamin jantan, berusia 10 tahun, di Medan Zoo (Reza Efendi)

Diungkapkan Yona, pandemi Covid-19 turut berdampak pada kondisi satwa yang ada di Medan Zoo, dan harimau salah satunya. Akibat pandemi yang melanda, menyebabkan penurunan pemasukan keuangan, sehingga mengganggu asupan makanan untuk harimau.

Pihak manajemen juga melakukan beberapa penyusunan kembali menu pakan, dan tidak bisa dihindarkan, sehingga pengurangan volume pakan untuk harimau juga dilakukan.

"Harimau di Medan Zoo ada 13 ekor, rinciannya harimau sumatera 6 ekor dan harimau benggala 7 ekor. Biasanya pakan dicampur, ada daging sapi, daging kambing, daging babi. Saat ini hanya dikasih daging ayam," ungkapnya.

Langkah PUD Pembangunan

Dirut PUD Pembangunan Pemko Medan, Gerald Partogi Siahaan
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Dirut PUD) Pembangunan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Gerald Partogi Siahaan, bergerak cepat melihat kondisi harimau sumatera yang viral di media sosial Instagram

Setelah mendengarkan penjabaran Dokter Hewan Medan Zoo, Dirut PUD Pembangunan, Gerald Partogi Siahaan, juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kondisi satwa. Sebab pemasukan, khususnya untuk Medan Zoo sangat berkurang.

Informasi yang diperolehnya dari Manajer Medan Zoo, sebelum Covid-19 melanda, pengunjung bisa mencapai 2.000 hingga 4.000 orang saat akhir pekan. Lalu saat pandemi melanda, Medan Zoo tutup, dan baru buka kembali Agustus 2021.

"Pengunjung sudah mulai ada, tapi masih di kisaran 200 hingga 300 orang," sebutnya.

Disampaikan Gerald, langkah ke depan yang akan dilakukan adalah memikirkan pemenuhan pakan satwa. Karena tidak hanya sekadar makanan saja, sebab ada standar untuk pemenuhan gizi satwa-satwa di Medan yang juga harus dipenuhi.

"Mohon dukungan seluruh masyarakat. Kita akan mencoba bekerja sama dengan swasta dan investor. Untuk donasi, dari pihak swasta tidak ada lagi sejak Juli 2021," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya