Embung Pangkalan Beroperasi, Ribuan Jiwa di Cilacap Bebas Krisis Air

Embung ini berkapasitas 20.300 meter kubik lebih dan mampu menyuplai air sebanyak 6,3 liter per detik. Dengan jumlah itu, diperkirakan sebanyak 4.000 jiwa di Tayem Timur, Cilacap, bisa teraliri air bersih

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 05:00 WIB
Embung Pangkalan, Tayem Timur, Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Embung Pangkalan, Tayem Timur, Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Harapan warga Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk memperoleh suplai air bersih makin dekat dengan kenyataan setelah diresmikannya Embung Pangkalan, Minggu (26/9/2021).

Embung yang dibangun di aliran Sungai Pangkalan itu diproyeksikan menjadi penyuplai air bersih untuk warga, menopang kebutuhan air di lahan pertanian, serta pengendali banjir.

Peresmian dilakukan oleh Anggota DPR RI Novita Wijayanti, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Bambang Hidayah dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, David Ishak Aryadi. Peresmian embung ini juga dihadiri oleh Satker di Kementerian PUPR dan pejabat Pemkab Cilacap.

Kepala BBWS Citanduy, Bambang Hidayah mengatakan embung ini berkapasitas 20.300 meter kubik lebih dan mampu menyuplai air sebanyak 6,3 liter per detik. Dengan jumlah itu, diperkirakan sebanyak 4.000 jiwa bisa teraliri air bersih.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Aspirasi

Peresmian Embung Pangkalan, Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Peresmian Embung Pangkalan, Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Selain itu, embung ini juga akan digunakan sebagai irigasi untuk lahan pertanian. Namun, diperlukan pembanguan lanjutan untuk menyalurkan air dari embung menuju lahan pertanian. Diperkirakan sebanyak 50 hektare sawah akan teraliri irigasi.

“Untuk irigasi. Air domestik yang dibutuhkan bisa untuk 4.000 jiwa. Irigasi belum lengkap untuk sarana prasarana untuk irigasinya. Sementara masih melalui air baku,” katanya, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (26/9/2021).

Anggota DPR Dapil Jawa Tengah VIII, Novita Wijayanti mengatakan pembangunan embung ini merupakan usulan masyarakat melalui kepala desa. Diketahui, wilayah Tayem Timur rawan bencana kekeringan. Warga kerap mengalami krisis air bersih karena sumur mengering. Total anggaran pembangunan embung ini mencapai Rp5,8 miliar.

Selain untuk mengantisipasi krisis air bersih, dia juga berharap embung ini dikembangkan untuk beragam kegiatan produktif lainnya. Misalnya, pariwisata, olahraga dan hiburan lainnya.

 

Dampak Positif Embung untuk Pertanian

Peresmian Embung Pangkalan, Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Peresmian Embung Pangkalan, Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, David Ishak Aryadi menyoroti dampak positif keberadaan embung untuk sektor pertanian. Dia yakin, keberadaan embung ini akan membuat lahan pertanian di Tayem Timur yang selama ini mengandalkan air hujan bisa lebih produktif. Diperkirakan embung ini bisa mengairi sekitar 50 hektare sawah.

“Sederhananya, musim tanam kedua lahan pertanian tidak kekurangan air. Tentu nanti lebih produktif,” kata David.

Menurut David, pertanian juga menjadi titik penting untuk meningkatkan produktivitas di masa pandemi. Terlebih, Cilacap telah mendapatkan penghargaan bidang pertanian atau Abdi Bakti Tani Tahun 2021. Cilacap terpilih menjadi kabupaten dengan tingkat produktivitas tertinggi bidang pertanian dibanding kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

“Bagaimana ini menjadi tanggung jawab semuanya. Harus didorong agar produktivitasnya terjaga bahkan ditingkatkan,” ujar dia.

Dalam peresmian tersebut, dilakukan penanaman pohon buah dan peneduh untuk lahan terbuka di sekitar embung. Di antaranya, durian, mangga, pucuk merah, dan palem. Dilakukan pula penebaran ribuan benih ikan untuk menjaga ekosistem perairan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya