Liputan6.com, Jakarta - Mulat Sarira dipilih menjadi tema Ubud Writers & Readers Festival 2021 tepat di perhelatannya yang ke 18.
Makna yang tersurat dalam tema tersebut tak lain untuk mengajarkan diri untuk lebih cakap lagi dalam membenahi diri.
Dr. Drs. I Ketut Suardana, M. Fil. H. selaku Pembina dan Pendiri Yayasan Mudra Swari Saraswati, saat ditemui Liputan6.com, di Kedewatan, Ubud, Bali, Kamis (07/10/21), menjelaskan secara terinci bahwa Mulat Sarira adalah perenungan atau kontemplasi, tentunya dengan melaksanakan Tapa, Brata, dan Semadhi.
Advertisement
Seseorang membangun kesadaran semesta. Melaksanakan kewajiban untuk mencapai tujuan hidup untuk mencapai dharmanya.
Baca Juga
“Agar bisa keluar dari cycle of life (reinkarnasi), sehingga akan tercapai kebebasan sebagai tujuan hidup (moksha), dengan Menunggaling Kaula Gusti (Atman dengan Paramatman),” sambung Pria yang juga merupakan Dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
Melalui Mulat Sarira, manusia seyogyangya bisa melihat dirinya jauh ke dalam, jika tidak bisa melihat dirinya sendiri, maka dia seharusnya memakai cermin. Bercermin dari Bagavadgitha tentang bagaimana seseorang harus memenuhi kewajiban hidup dia akan terbebaskan dari segala dosa.
Mulat Sarira membangun jati diri manusia untuk memiliki kesadaran ilahi. Pada saat ini, dunia dilanda Pandemi COVID-19, memunculkan masalah sosial multi-dimensi. Saat di mana manusia harus banyak melihat ke dalam dirinya. Manusia sebagai makhluk utama ciptaan Tuhan dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi pun kebijaksanaan yang kita yakini akan mampu membuat kita bertahan (survive).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Awal Mula Ubud Writers & Readers Festival
Awal mula perjalanan festival ini bermula dari paska peristiwa memilukan Bom Bali 1 di tahun 20021 lalu, menjadi awal tergagasnya festival ini. Dia dan sang istri Janet Deneefa berpikir bagaimana mendapati cara untuk segera mer-recovery Bali. Mengembalikan kepercayaan para tetamu asing untuk kembali datang ke Bali.
Dengan mengundang para Penulis Dunia, selain berdampak bagi hospitality industry, kita pun turut mendapat pengetahuan seputar budaya dan seni. UWRF pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004 dan kemudian dikenal sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara.
Tiga Misi Utama Hadirnya Ubud Writers & Readers Festival:
1. Mewujudkan festival sastra berskala internasional yang merayakan ide serta isu-isu global
2. Event ini bisa dijadikan media promosi bagi Bali sebagai tujuan Destinasi Pariwisata Dunia
3. UWRF sebagai jembatan bagi penulis untuk bisa Go International
“Tiga tujuan itu yang menyemangati saya dan team untuk terus menggiatkan Ubud Writers and Readers Festival. Bagi saya, hal ini juga merupakan kontribusi nyata dalam hidup bermasyarakat,” terang suami dari Janet Deneefe selaku Direktur UWRF itu.
“Kami pun harus kreatif dalam menyusun program agar bisa mendapat respon baik dari para sponsor acara,” dia menambahkan.
Advertisement
Program Ubud Writers & Readers Festival 2021
UWRF ke-18 diselenggarakan 8-17 Oktober 2021. Program-program UWRF dapat diakses secara daring atau langsung di Ubud dan juga di Perth, menggabungkan program online melalui situs festival online Townscript dan live di Ubud dan Perth (The Rechabite pada 8-10 Oktober).
Sedangkan untuk program gratis seperti Film Program dan Music & Arts dapat dinikmati di situs dank anal YouTube UWRF. Festival Club juga dihadirkan secara gratis dan dapat dinikmati melalui IG @ubudwritersfest. Untuk detail mengenai program dapat dicek melalui website http://www.ubudwritersfestival.com
“Festival ini adalah kesempatan untuk melihat lebih dalam ke diri kita sendiri, melatih Mulat Sarira sebagai petunjuk menjalani hidup setelah pandemi,” ujar Menteri Nadiem dalam sambutannya.
Kontemplasi Mulat Sarira Menurut Text Hindu
Berjalanlah di atas kebenaran, jauhilah kebatilan
Berbicaralah kejujuran, jangan katakan kepalsuan
Pandanglah jauh ke depan, jangan melihat sesaat
Melangkahlah sampai ke puncak, dengan melihat ke dalam diri
Pujalah kekuatan Dewa Agni dalam semadi untuk kemurnian
Kayu api adalah kebenaran sejati sebagai persembahan
Pelayanan adalah bentuk kesabaran
Sendok pelayanan sebagai bentuk kesopanan
Segala bentuk persembahan jangan sampai melukai makhluk lain
Doa kedamaian untuk semua makhluk adalah pelayanan suci dari jiwa yang Agung
Advertisement