Yayasan Plato Gandeng Jurnalis se-Jawa untuk Perangi Bullying Berbasis Sekolah

Program anti-bullying ini menuntut dukungan semua guru, dinas pendidikan, komite, karyawan maupun orang tua dalam memfasilitasi para agen perubahan

oleh Kusfitria Marstyasih diperbarui 30 Okt 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 20:00 WIB
Awak media dari berbagai media se Jawa diajak menggalang komitmen mendukung aksi penyebaran pesan anti bullying, Rabu (27/10/2021). (Foto: Liputan6.com/Kusfitria Marstyasih)
Awak media dari berbagai media se Jawa diajak menggalang komitmen mendukung aksi penyebaran pesan anti bullying, Rabu (27/10/2021). (Foto: Liputan6.com/Kusfitria Marstyasih)

Liputan6.com, Semarang - Program Roots atau program anti perundungan (bullying) berbasis sekolah pada beberapa bulan terakhir ini sudah mulai bergaung di ribuan sekolah penggerak seluruh Indonesia. Program ini menjadi salah satu desain kampanye stop bullying yang diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Roots berfokus pada pembangunan iklim positif di sekolah dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan agen perubahan terdiri dari puluhan siswa yang dilatih dan diajak untuk berperilaku positif.

Program anti-bullying ini menuntut dukungan semua guru, dinas pendidikan, komite, karyawan maupun orang tua dalam memfasilitasi para agen perubahan supaya mereka bisa bertindak jauh dari praktik kekerasan maupun bullying dan justru lebih diarahkan supaya meningkatkan kreativitas sesuai bakat minat mereka melalui berbagai tantangan yang sudah dikonsep sedemikian rupa dalam pertemuan terstruktur.

Diharapkan program roots menjadi salah satu alternatif ‘penggugur dosa’ besar sistem pendidikan yang menurut Menristek Nadiem Makarim akan dibasmi segera selama ia menjadi orang nomor satu di Kemendikbudristek. Dari tiga dosa besar sistem pendidikan, perundungan adalah salah satunya selain intoleransi dan pelecehan seksual.

Program roots tidak hanya menjadi tanggung jawab internal melainkan juga perlu partisipasi masyarakat untuk menyukseskannya. Tentunya semua ingin menjadi bagian dari perubahan ke arah iklim yang lebih sehat terutama dalam bidang pendidikan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Peran Media

Untuk itulah, Yayasan Plato sebagai salah satu lembaga yang berperan aktif dalam program roots di wilayah Jawa yakni Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta mencoba menggandeng awak media di enam provinsi tersebut untuk menyosialisasikan program roots kepada khalayak.

Acara yang berlangsung secara hybrid, Rabu (27/10/2021) tersebut mengundang 30 awak media nasional. Para jurnalis yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya diundang secara luring di Hotel Grand Darmo Surabaya. Sementara wartawan dari Jateng, DIY, Jabar, Banten dan DKI mengikuti kegiatan secara daring melalui virtual zoom.

Direktur Plato, Dita Amalia menegaskan bahwa dalam pelaksanaan Program Roots di Indonesia, media memiliki peran yang sangat strategis dalam mengenalkan program anti perundungan kepada masyarakat serta mengedukasi publik melalui pesan-pesan anti perundungan.

“Campur tangan media bisa meningkatkan visibilitas program kepada publik,” harap Dita Amalia.

Agenda Plato yang didukung oleh UNICEF Indonesia ini semata-mata bertujuan agar pelaksanaan program roots di Indonesia mendapat dukungan dari media cetak maupun elektronik dan berharap para jurnalis ini lebih meningkatkan peran dan pemahaman tentang program anti bullying dan menyebarkannya kepada masyarakat luas.

“Media juga dinilai efektif dalam mendorong Gerakan masyarakat untuk menghentikan perundungan disertai pemaparan fakta kasus yang dipotret oleh media,” tutup Dita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya