Liputan6.com, Palembang - Jika berwisata ke Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), Pulau Kemaro pasti menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Beragam sejarah pun terjadi di Pulau Kemaro ini.
Namun kini, Pulau Kemaro kini jadi pembicaraan seputar tradisi unik masyarakat sekitar. Di sana, ternyata menjadi tempat bermukimnya para keluarga yang menjadi pemburu harta karun di Sungai Musi.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diungkapkan Budiman (30), warga Palembang yang mengaku sudah empat tahun terjun berburu harta karun di Sungai Musi. Keahlian perburuan harta karun tersebut, sudah dilakoni oleh ayahnya, Hamid (58), sejak tahun 2009 lalu.
Selama berburu harta karun di Sungai Musi, Budi dan rekan-rekannya mendapatkan berbagai jenis harta benda kuno peninggalan prasejarah. Seperti keramik, uang logam, perhiasan emas dan lainnya.
Seperti Kamis (28/10/2021) lalu, Budiman, ayahnya Hamid dan empat orang rekan lainnya menaiki perahu ketek sewaan, membelah Sungai Musi dan menyisir di bagian sisi barat Pulau Kemaro.
Sekitar 20 menitan, mereka langsung tiba di satu lokasi yang diyakini banyak tertimbun harta karun bersejarah zaman kerajaan. Berbagai persiapan dilakukan, seperti masker yang terbuat dari kaca, kayu dan karet yang terhubung dengan selang oksigen.
Badaruddin, rekannya yang bertugas sebagai porter, bertugas mengatur tekanan udara di tabung yang dipakai Budiman untuk modal penyelaman di Sungai Musi. Budiman pun terjun ke dalam Sungai Musi sedalam hingga 25 meter.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perburuan Harta Karun
Setelah 2 jam menyelam, Budiman akhirnya muncul di permukaan air. Nafasnya terengah-engah sembari menjulurkan tangannya agar digapai oleh rekan-rekannya.
Kerja kerasnya pun berbuah hasil. Di dalam celananya, Budiman mengantongi barang berharga yang didapatnya dari dasar sungai.
Ternyata, dia berhasil mengambil empat pecahan keramik dan 1 unit mata tombak sepanjang jengkalan tangan pria dewasa. Namun sayang, kini mereka tak menemukan perhiasan emas.
“Itu cukuplah, masih bisa dijual meski harganya terbilang murah, paling tinggi Rp100.000 per buahnya oleh penadah,” ucap Budiman.
Advertisement
Harga Harta Karun
Budiman mengakui, tak mudah menyelam di kedalaman Sungai Musi, dengan arus yang deras dan tak ada cahaya sama sekali. Bahkan, lampu senter yang biasa digunakan pun, tak bisa menembus gelapnya dasar sungai.
Jangan ditanya soal udara di sana. Budiman merasakan di dasar Sungai Musi sangatlah dingin. Sehingga dia hanya meraba-raba pasir di dasar sungai dengan jari-jarinya. Tak jarang juga dia pun terluka, karena terkena benda tajam di dasar sungai.
“Tangan yang menjadi mata, membedakan mana logam mana batu atau sampah. Bila dirasa itu logam kalau ukurannya kecil dimasukkan ke saku celana, bila ukurannya cukup besar diikatkan ke tubuh,” kata dia.
Dia mengatakan, pecahan keramik yang berasal dari mangkuk, piring atau gerabah yang paling sering ditemukan. Dari semua harta karun yang didapatkannya, ada yang bisa dijual dengan harga yang tinggi, paling mahal seharga Rp10 jutaan.