Masuk Musim Hujan, Waspada DBD di Gunungkidul

Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul mulai meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat adanya pergerakan penyakit yang bersumber dari nyamuk ini.

oleh Hendro diperbarui 08 Nov 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2021, 23:00 WIB
Kadinkes Gunungkidul, Dewi Irawati
Selama periode Januari-Oktober ini, tercatat ada 70 kasus DBD di Gunungkidul. Namun tidak ada satu pun yang meninggal dunia karena penyakit ini selama periode tersebut.

Liputan6.com, Gunungkidul - Memasuki musim penghujan, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul mulai meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat adanya pergerakan penyakit yang bersumber dari nyamuk ini.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinkes Gunungkidul, Diah Prasetyorini menyebut peningkatan kasus mulai dirasakan sejak musim hujan tiba.

"Jadi di bulan Agustus ini tidak ada kasus, kemudian mulai meningkat di September dan bulan-bulan selanjutnya," kata Diah dihubungi pada Senin (08/11/2021).

Merujuk data yang diberikan, nihilnya kasus DBD di Gunungkidul hanya terjadi pada bulan Juli-Agustus. Kemudian pada bulan September melonjak jadi 11 kasus, dan Oktober ada 15 kasus.

Selama periode Januari-Oktober ini, tercatat ada 70 kasus DBD di Gunungkidul. Namun, tidak ada satu pun yang meninggal dunia karena penyakit ini selama periode tersebut.

"Bulan ini (November) ini pun sudah dilaporkan beberapa kasus DBD juga," ungkap Diah.

Ia menyatakan antisipasi sudah dilakukan lewat gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Tugas Jumantik adalah memastikan tidak ada sarang nyamuk yang terbentuk di lingkungan sekitar rumah.

Diah menyebut keberadaan satu Jumantik sangat vital, terutama di musim penghujan ini. Sebab harapannya angka jentik nyamuk bisa ditekan, bahkan bebas jentik sama sekali.

"Kalau bebas jentik, secara otomatis tidak berkembang jadi nyamuk dewasa yang memicu DBD," jelasnya.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty juga mengatakan, saat ini edukasi ke masyarakat tengah ditingkatkan. Terutama, agar rutin melakukan 3M Plus (Menguras/membersihkan, menutup penampungan air, mengubur/mendaur ulang, hingga menggunakan abate).

Menurutnya, 3M Plus masih menjadi kunci utama pencegahan DBD di masyarakat. Ia juga memastikan tidak ada masalah dengan penanganan DBD saat ini, mengingat Covid-19 pun secara umum melandai.

"Fasilitas kesehatan (Faskes) kami selalu siap dan siaga untuk penanganan," kata Dewi.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya