Tari Hegong Sambut Polwan dari Berbagai Negara di Gua Batu Cermin NTT

Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya dimainkan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat yang khas dan diiringi dengan musik Gong Waning.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 11 Nov 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 06:00 WIB
Para peserta IAWP, ikut menari tarian Hegong dalam acara penyambutan Polisi Wanita dari seluruh dunia di  Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM. (Foto Istimewah)
Para peserta IAWP, ikut menari tarian Hegong dalam acara penyambutan Polisi Wanita dari seluruh dunia di Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM. (Foto Istimewah)

Liputan6.com, Manggarai Barat - Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya dimainkan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat yang khas dan diiringi dengan musik Gong Waning.

Tari Hegong merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, penyambutan tamu penting, kesenian daerah, dan berbagai acara lainnya.

Untuk menyambut polisi wanita dari seluruh negara peserta The 58th International Association Of Women Police (IAWP) dalam melaksanakan kegiatan city tour di salah satu Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu Cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM, tarian Hegong dari Maumere digelar Paguyuban Maumere yang berdomisili di Labuan Bajo atau yang sering disebut Ikatan Keluarga Besar Maumere Labuan Bajo (IKM Labuan Bajo).

Kehadiran para polwan dari berbagai Negara di Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu Cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM itu juga disambut oleh para sanggar seni dan tarian–tarian dari berbagai daerah yang ada di Flores, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/11/2021) pagi.

Ketua Paguyuban IKM Labuan Bajo, Germanus Wengs didampingi penasihatan paguyuban Kristianus Nukak kepada awak media, Selasa (9/10/2021) menyampaikan bahwa Tari Hegong adalah salah satu tarian tradisional dari Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

Tarian ini biasanya dimainkan secara berkelompok oleh penari pria dan wanita dengan berpakaian adat yang khas dan diiringi dengan musik Gong Waning.

"Tari Hegong ini merupakan salah satu tarian kebesaran masyarakat Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur," katanya.

Selain itu, tarian ini juga digunakan sebagai tarian penyambutan tamu penting. Tari Hegong ini biasanya dimainkan oleh 6 sampai 10 orang penari, baik penari pria maupun wanita, dan satu orang sebagai pemimpin tarian di posisi paling depan.

Ia juga mengatakan dalam tarian ini, para penari dilengkapi dengan ikun, lesu, dan reng sebagai atribut menarinya. Ikun merupakan senjata seperti pisau yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan ekor kuda.

Lensu merupakan sejenis sapu tangan yang digunakan sebagai pelengkap gerakan tangan para penari. Sedangkan, Reng adalah sejenis gelang kaki yang dilengkapi dengan kelinting.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Tarian 4 Babak

Gong Waning alat musik tradisional dari Kabupaten Sikka, yang dibawahkan saat penyambutan peserta IAWP di Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM. (Foto Istimewah)
Gong Waning alat musik tradisional dari Kabupaten Sikka, yang dibawahkan saat penyambutan peserta IAWP di Destinasi Wisata Super Premium Gua Batu cermin dan mengunjungi para pelaku UMKM. (Foto Istimewah)

Dia mengatakan, dalam pertunjukan, tarian Hegong biasanya terdapat empat babak. Pada babak pertama, para penari wanita memasuki arena dengan diiringi musik Gong Waning, kemudian diikuti oleh penari pria sambil memegang parang atau dalam bahasa daerah disebut dengan porong. Hal ini menggambarkan semangat para penari.

"Pada babak tersebut para penari menari dengan irama cepat dengan gerakan Pledong wa’in atau sentakan kaki. Pada babak kedua, penari pria dan wanita membentuk lingkaran di mana para penari mengelilingi penari wanita. Hal ini menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan melindungi kaum wanita," jelasnya.

Lalu pada babak ketiga, para penari melakukan gerakan bebas. Biasanya dalam babak ketiga ini, gerakan kreasi dipadukan dengan irama musik Gong Waning. Babak ketiga menggambarkan kerja sama antara pria dan wanita.

Kemudian pada babak terakhir, para penari kembali membentuk lingkaran dan sebagai penutup, salah satu penari diangkat ke atas menggunakan sebatang bambu. Ini menggambarkan kesiagaan mereka dalam menghadapi serangan.

Pada kesempatan itu Germanus Wengs mengaku bangga karena keluarga besar IKM Labuan Bajo telah diberi kesempatan untuk memperkenalkan tarian Hegong disaksikan para Polwan dari berbagai negara.

Kepada para Polwan khususnya di Kepolisian Negara Republik Indonesia, Germanus Wengs berharap menjadi perempuan yang semakin tangguh dan kuat dalam segala hal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya