Pemimpin Adat Kasepuhan Ciptagelar Abah Ugi Menikah Lagi Usai Ditinggal Mamah Alit

Kabar bahagia datang dari Kasepuhan Ciptagelar. Abah Ugi, pemimpin adat Kasepuhan Ciptagelar akan melangsungkan pernikahan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 03 Jan 2022, 08:10 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 07:53 WIB
Abah Ugi Menikah Lagi
Abah Ugi, pemimpin adat Kasepuhan Ciptagelar akan melangsungkan pernikahan. (Liputan6.com/ Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar bahagia datang dari Kasepuhan Ciptagelar di Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Abah Ugi, pemimpin adat Kasepuhan Ciptagelar akan melangsungkan pernikahan. Kabar itu diunggah akun Juru Komunikasi Kasepuhan Ciptagelar, Yoyo Yogasmana. Abah Ugi akan menikahi wanita bernama Dhita Ana Talia pada 5 Januari 2022. 

"In happines ever, wE have this moment. Bless Be!" tulisnya dalam akun tersebut.

Yoyo saat dikonfirmasi Liputan6.com, juga membenarkan kabar bahagia tersebut. "Benar, hari ini dimulainya rangkaian acara besar prosesi," katanya.

Acara Ngarempug digelar 3 Januari, kirim doa 4 Januari, acara Walimah dan Nincak Kukuk digelar 5 Januari, dan Ngabesan digelar 7 Januari 2022. Prosesi pernikahan tersebut digelar di kediaman mempelai wanita Dhita Ana (Apicita Tegal Lumbu). 

Sebelumnya diberitakan, Mamah Alir, istri dari Abah Ugi meninggal dunia pada Jumat, 16 Juli 2021. Yoyo saat dikonfirmasi menyebutkan, Mamah Alit meninggal pukul 19.30 WIB. 

"Kita menyebutnya gak ada penyakit, juga bukan Covid-19. Telah melewati dua kali tes, negatif. Tetaou keluhan yang dialami sebagai jalan pulang ke haribaan," katanya. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Kasepuhan Adat Ciptagelar

Kasepuhan Ciptagelar sendiri merupakan kampung adat yang memilih hidup berdasarkan tata laku Sunda. Kasepuhan yang secara administrasi masuk dalam kawasan Kampung Sukamulya, Desa Simaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi ini ditinggali sekitar 29.000 warga yang hidup dari hasil panen sendiri.

Dalam satu tahun, masyarakat Ciptagelar mengadakan 30 upacara adat, termasuk upacara Haruka Huma, Tutup Nyambut, dan Seren Taun. Haruka Huma adalah sedekah bumi untuk hasil panen non-padi, sedangkan Tutup Nyambut merupakan penanda berakhirnya musim tanam padi, sementara Seren Taun adalah upacara yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas panen raya yang berlimpah.

Kasepuhan Cipatgelar kini dipimpin seorang ‘Abah’ yang baru berusia 29 tahun. Meski masih muda, Abah berhasil membawa Ciptagelar mencapai swasembada pangan dengan memiliki stok beras selama 3 tahun di 8.000 lumbung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya