Liputan6.com, Gorontalo - Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bulango Ulu di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) Provinsi Gorontalo, saat ini mulai dikerjakan. PSN senilai triliunan rupiah ini bakal menggenangi tiga desa, yakni Desa Tuloa, Owata, dan Mongiilo.
Berdasarkan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), akan ada pelepasan lahan Hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) seluas 1.000 hektare sebagai Alokasi Penggunaan Lain (APL).
Advertisement
Baca Juga
Rencananya, lahan tersebut bakal digunakan untuk relokasi warga yang bakal terdampak langsung genangan air PSN tersebut. Sebab, sudah tidak ada lagi relokasi selain hutan tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bone Bolango mengaku, jika saat ini mereka sedang mengurus perubahan status itu. Hal ini, katanya, demi memikirkan warga terdampak pembangunan bendungan.
Ia mengaku, bahwa area TNBNW yang mereka usulkan itu untuk program tanah objek reforma agraria (Tora) dan program pemberdayaan ekonomi kolaboratif berbasis masyarakat. Kalau masyarakat mengolah lahan dengan baik, pasti tidak ada ancaman kerusakan lingkungan.
"Masyarakat boleh mengelola lahan di kawasan taman nasional, tapi tidak ada kepemilikan," kata Basir.
Sementara Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (BTNBNW) Gorontalo juga memberikan informasi itu. Namun, dia belum menerima surat resmi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II sebagai pelaksana teknis proyek itu.
Menurutnya, dalam proses perubahan status di kawasan TNBNW harus ada izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Katanya, banyak prosedur harus dilewati untuk melakukan itu.
"Jika mereka sudah menyurati KLHK, nanti ada tim yang dibentuk menilai dan mengevaluasinya. Kami tidak bisa bicara lebih jauh masalah ini, karena belum menerima surat resmi," dia mengungkapkan.
Berdasarkan data yang dirilis Mongabay, TNBNW merupakan taman nasional darat terbesar di Sulawesi, dengan luas 282.008,757 hektare, mencakup dua wilayah, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Taman nasional yang masuk Gorontalo seluas 110.000 hektare.
Taman nasional ini memiliki biodiversitas tinggi dan habitat penting bagi spesies khas Sulawesi. Teridentifikasi ada 125 jenis burung, 24 jenis mamalia, 23 jenis amphibi dan reptil, serta 289 jenis pohon. Jika terjadi, hal ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup habitat di lokasi itu, namun diperkirakan sebagai pemicu kerusakan lingkuangan.
Nantinya, proyek strategis nasional senilai Rp2,2 triliun ini akan dibangun setinggi 65,9 meter dan luas genangan 690 hektare.