Liputan6.com, Cirebon - Ratusan warga Kota Cirebon memadati kegiatan operasi pasar yang digelar di salah satu pusat perbelanjaan. Minyak goreng menjadi salah satu bahan pokok yang diserbu warga.
Antrean warga pembeli minyak goreng pun tak terhindarkan setelah Pemkot Cirebon membuka secara resmi operasi pasar yang digelar mulai 18 sampai 20 Januari 2022.
Mereka rela mengantre lama demi mendapatkan minyak goreng murah yang dijual Rp14 ribu per liter. Selama operasi pasar, total pasokan minyak goreng yang dijual murah sebanyak 25 ribu liter.
Advertisement
Baca Juga
"Mumpung murah karena di pasar harganya bisa Rp20 ribu ke atas jadi saya rela antre minyak goreng," ujar salah seorang pengunjung operasi pasar, Nurul.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, operasi pasar membantu rumah tangga dan usaha kecil. Di menjelaskan, menjelaskan operasi pasar merupakan upaya pemerintah pusat untuk intervensi kenaikan harga minyak goreng.
Minyak goreng tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Perdagangan. Dia menyebutkan, terdapat selisih yang signifikan dengan minyak goreng di pasaran yang dijual seharga Rp20 ribu per liter.
Namun, masing-masing orang dibatasi pembelian minyak goreng hanya 2 liter. Dia mengatakan, pembatasan tersebut agar seluruh masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga murah ini.
Dia mengakui, kenaikan harga sejumlah komoditas pangan seperti telur, ayam ras, cabai, dan migor telah memicu terjadinya kenaikan inflasi di Kota Cirebon.
Cabai hingga Beras
"Inflasi Desember 0,54 persen lebih tinggi dibandingkan daerah lain tapi masih di bawah Kota Bogor," tutur Agus.
Sementara itu, untuk inflasi tahunan Kota Cirebon mencapai 1,81 atau lebih tinggi dibandingkan inflasi Jabar yang mencapai 1,69. Oleh karena itu, jika bulan Januari tidak ada intervensi pasar maka dikhawatirkan inflasi akan lebih tinggi.
Dia mengatakan, pemerintah selalu berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat khususnya yang menyangkut kebutuhan pokok. Selain minyak goreng, bahan pokok lain yang di jual dalam operasi pasar seperti beras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit merah, gula, dan tepung terigu.
"Ini merupakan kolaborasi bersama untuk menjaga daya beli masyarakat Kota Cirebon," tutur Agus. Melalui operasi pasar ini Agus berharap dapat membantu masyarakat khususnya rumah tangga dan usaha kecil.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Maharani Dewi menjelaskan, selain 25 ribu liter minyak goreng selama operasi pasar, Kota Cirebon mendapat bantuan distribusi minyak goreng dari Disperindag Jawa Barat sebanyak 3.600 liter.
Minyak goreng tersebut akan dijual Rp14 ribu per liter mulai 27 Januari 2022 mendatang di kantor DKUKMPP Kota Cirebon. Dia menjelaskan, naiknya harga minyak goreng di pasar karena terjadi kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional.
"Sehingga pemerintah melakukan intervensi dan membantu masyarakat dengan subsidi harga minyak goreng," tutur Maharani.
Namun selain minyak goreng, komoditas lain yang dijual dalam operasi pasar yakni cabai rawit merah Rp 35 ribu per kilogram, cabai merah organik yang dijual seharga Rp 6 ribu seperempat, bawang merah Rp 18 ribu perkilogram, gula pasir Rp 11.500 per kilogram dan terigu Rp 8.800 per kilogram serta beras.
Advertisement