Minyak Goreng Satu Harga di Cilegon bak 'Hantu'

Sejak diturunkan harganya menjadi Rp14 ribu, minyak goreng menjadi komoditas yang sulit ditemui alias langka. Kebijakan pemerintah minyak goreng satu harga ini pun belum dirasakan seluruh masyarakat.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 04 Feb 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 09:00 WIB
Satgas Pangan Batasi Pembelian Bahan Kebutuhan Pokok
Pembeli berbelanja dekat kertas pemberitahuan pembatasan pembelian di supermarket Kawasan Cirendeu, Tangsel, Rabu (18/3/2020). Satgas Pangan meminta pedagang membatasi penjualan bahan pokok yakni beras, gula, minyak goreng dan mi instan untuk menjaga stabilitas harga. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Cilegon - Sejak diturunkan harganya menjadi Rp14 ribu, minyak goreng menjadi komoditas yang sulit ditemui alias langka. Kebijakan pemerintah minyak goreng satu harga ini pun belum dirasakan seluruh masyarakat.

Pemerintah pusat melalui Kementrian Perdagangan (Kemendag) sebenarnya sudah mengeluarkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kualitas premium Rp14.000 per liter. Kemudian Rp13.500 untuk kemasan sederhana dan Rp11.500 untuk curah.

Bahkan, pemerintah menyiapkan Rp 3,6 triliun untuk menyubsidinya. Kemendag mengaku bakal menyediakan 200 juta liter minyak goreng per bulan atau 1,2 miliar liter selama 6 bulan. Namun, jaminan stok itu tiba-tiba menghilang bak hantu.

Warga mengeluhkan sulit mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sudah ditentukan itu di pasaran. Begitu pun di Kota Cilegon, Banten. Jikapun ada, harganya masih di kisaran Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per liternya untuk kualitas premium.

"Harusnya per tanggal 1 Februari harganya Rp 14 ribu, enggak tahu apa dari distributor ke agen terbatas jumlahnya. Karena yang dijual pedagang itu modal lama," kata Kepala Disperindag Cilegon, Syafrudin, di kantor Wali Kota Cilegon, Rabu (2/2/2022).

Syafrudin mengaku kebijakan minyak goreng ada di pemerintah pusat. Saat dia datang ke pasar dan berbincang dengan penjual, para pedagang mendapatkan distribusi minyak goreng dalam jumlah terbatas. Kemudian minyak goreng yang dijual saat ini ke masyarakat masih stok lama. Sehingga pedagang tidak mungkin menjual dengan harga Rp14 ribu per liter.

"Saya ngecek ke Pasar Blok F, 1 botol yang kemasan itu dia buat Rp19 ribu. Karena minyak murah itu per tanggal 1 Februari, tapi tidak ada agen datang ngedrop, karena modal tinggi dia habiskan dulu, dia habiskan dulu stok lama. Dari agen kuotanya juga cuma 66 dus, 1 dus paling cuma 6 kan," terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut ini:


Pemkot Cilegon Belum Koordinasi dengan Kepolisian

Pria berkaca mata itu mengaku minyak goreng di sejumlah waralaba maupun minimarket menghilang, karena minimnya distribusi. Disperindag Kota Cilegon juga belum berkoordinasi dengan kepolisian untuk memeriksa ketersediaan minyak goreng, guna menghindari penimbunan. 

"(Kosong) karena memang dibatasi mereka juga jual itu, jadi cepat habis, karena harganya Rp14 ribu. Sama kepolisian belum (berkoordinasi), di kepolisian kan ada satgas pangan. Tingkat kebutuhan (minyak goreng) di sini, itu saya belum punya datanya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya